RI kantongi US$13 juta

RI kantongi US$13 juta
OLEH APRIKA R. HERNANDA


Indonesia mengantongi sedikitnya US$13 juta dari transaksi penjualan produk perikanan di European Seafood Exposition (ESE) di Brussel, Belgia, yang berlangsung sejak 23 April 2010 dan ditutup kemarin.

Sejumlah produk perikanan yang diminati konsumen Eropa a.l. tuna segar, tuna kaleng ataupun olahan, serta hasil laut lain, seperti cumi-cumi dan juga Ekspor tuna ke UE tak lagi wajib ujigurita.Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Martani Huseini ketika dihubungi Bisnis kemarin mengakui hasil penjualan pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang tercapai sekitar USS9 juta.

"Memang tercapai US$10,5 juta sampai dengan hari kedua. Semoga bisa mencapai US$13 juta sampai hari ini [kemarin]. Produk yang diminati macam-macam, terutama tuna beku, tetapi ada juga cumi-cumi dan produk lain," ujarnya kemarin.Dalam pameran produk perikanan terbesar di Eropa yang berlangsung sejak 26 April 2010 hingga kemarin, delegasi RImembuka sedikitnya 11 stan yang menawarkan sejumlah hasil perikanan, segar ataupun olahan.

Selain hasil tangkapan, dia menyebutkan beberapa produk hasil budi daya laut ataupun tawar juga diminati. Ikan itu a.l. kakap merah dan bawal bintang yang saat ini sudah dibudi-dayakan dengan metode karamba jaring apung di sejumlah perairan di dalam negeri, seperti di Kepri dan Pulau Seribu.

Dicabut

Sementara itu, dia menyatakan Komisi UE telah menyetujui pencabutan wajib uji logam berat dan residu yang selama ini masih diberlakukan pada ekspor ikan tuna asal RI.Kewajiban tersebut merupakan ketentuan komisi UE, Commission Decision (CD) EU No.236/2006 yang menyatakan produk perikanan laut dan budi daya yang diimpor ke kawasan itu harus melalui uji residu antibiotik, histamin. dan logam berat.

"Per 1 Mei 2010, ekspor tuna kita ke EU sudah tidak perlu wajib uji residu antibiotik, histamin, dan logam berat," tegas Martani.Belum lama ini, Direktur Pemasaran Luar Negeri pada Ditjen P2HP KKP Saut P. Hutagalung mengatakan pencabutan kewajiban itu dilakukan dengan mempertimbangkan kasus penolakan produk ekspor tuna yang tidak memenuhi syarat keamananmutu yang diberlakukan UE.

Pencabutan kewajiban ini, lanjut Saut, akan sangat meringankan pelaku usaha yang selama ini harus menanggung biaya penahanan di pelabuhan masuk, biaya uji per parameter logam berat, sewa tempat di pelabuhan. listrik, serta biaya inspeksi yang mencapai US$1,000 per kontainer.Ekspor tuna dan cakalang nasional ke UE sendiri senllai US$50 juta dengan volume 17.000 ton pada 2009. UE merupakan pangsa pasar ketiga setelah Jepang yang menyerap US$130 juta dan US$70 juta. Sementara, total ekspor tuna/caka-lang Indonesia ke dunia sebanyak US$360 juta, (apriko-hemonda g bisnis, co. id)



Sumber : Bisnis Indonesia 30 April 2010,hal.i7

Are Fish Oil Tablets Good for Your Health? – Why Some of Them are Not

Are Fish Oil Tablets Good for Your Health? – Why Some of Them are Not
by: Laurel Cohen



Are fish oil tablets good for your health or not? Recent news reports seem to indicate that some of them are not. Here’s why.

The health benefits of increasing your omega-3 intake may be numerous. But, the risks could outweigh the benefits if PCBs, mercury or other toxins are present in the food or the dietary supplement.

PCB exposure can cause cancer, liver damage and birth defects. Mercury is a poisonous heavy metal that can cause hair loss, skin problems, muscle weakness and kidney damage.

Industrial activity and coal-fired electrical plants are the most common cause of environmental contamination. The most common cause of mercury poisoning is eating contaminated fish.

To date, there are no known cases caused by taking contaminated fish oil tablets. But, people who consume a lot of seafood and also take the supplements could be at an increased risk.

When it comes to PCBs, safe exposure limits have been established. Recent independent testing has revealed that some brands contain amounts that greatly exceed that limit.

For that reason, litigation concerning excessive PCB content is currently underway in the state of California. That’s what all the news stories have been about.

I won’t mention any brand names here, since the litigation is still ongoing. The defendants of the case were mentioned in the article, but it really doesn’t matter. There are ways to make sure that you are always getting the highest quality supplements.

The better manufacturers post a copy of their COA (Certificate of Analysis) on their websites. Batch testing for contaminants is not required by law.

Most companies avoid testing, because they have to pay a licensed laboratory to conduct the tests. That can be expensive. So, you can expect to pay just a little more for fish oil tablets that have been tested.

You can also protect yourself by finding out what species was used to create the supplement. Some species are more likely to contain mercury and/or PCBs. Larger species are an example, although small filter or cleaner species like the menhaden are known to contain high levels of PCBs.

Some companies do not list this information on the label, even though it is an important consideration. Not only is it important for your health, but also for the health of the environment.

Over-fishing in the Chesapeake Bay of Virginia and other areas has resulted in ocean “dead zones”, areas where the oxygen content is too low to support life. One of the largest suppliers of fish oil tablets in the US is guilty of using the menhaden, which helps to keep O2 levels stable by cleaning toxins out of the water.

If you choose a good brand, taking a supplement is the most affordable and the safest way to increase your omega-3 intake. Other factors to consider include the total omega-3 content included and the total DHA content. Just because the capsule contains 1000mg of oils does not mean that you are getting 1000mg of omega-3s.

I take fish oil tablets every day, without worry. You can, too, as long as you choose the right brand.

About The Author
Laurel Cohen is a strong advocate of natural health in all its forms: skin care, supplementation, and farm fresh foods. She enjoys introducing people to the best natural products she can find and uses herself daily. Visit her site http://www.omega-3-for-health.com to learn about the omega 3 fish oils Laurel uses daily for optimal health.

The author invites you to visit:
http://www.omega-3-for-health.com

Article Source:
http://www.articlecity.com/articles/health/article_9459.shtml

Zonasi Wilayah Pesisir Disiapkan

Zonasi Wilayah Pesisir Disiapkan



Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan zonasi di 44 wilayah pesisir atau kabupaten sepanjang tahun ini. Nantinya, pengelolaan wilayah pesisir akan disesuaikan dengan zona-zona yang ditetapkan.

"Tahun ini kita terapkan rencana zonazi di 44 kabupaten (wilayah pesisir) dan master plan minapolitan. Kita bekerja sama dengan Himpunan Ahli Pulau Indonesia (HAPI) dalam penetapan zona itu," kata Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad di Jakarta, Kamis (29/4).

Selain menggandeng ahli,dalam penyusunan zonasi perencanaan wilayah pesisir itu KKP juga menggandeng masyarakat adat dan pemerintah daerah. Saat ini. Peraturan Pemerintah (PP) untuk pemanfaatan pulau-pulau kecil terluar sebagai payung hukumnya sudah masuk ke Sekretariat Negara. Di tempat yang sama, Sekjen Himpunan Ahli Pulau Indonesia (HAPI) Dietrich Ben-gen menyatakan prinsip zonasi nantinya terpadu dan akan dibagi dalam empat zona yakni zona pemanfaatan umum, zona konservasi, zona strategis nasional, dan zona alur.

"Untuk zona pemanfaatan umum itu ada perinciannya,misalkan untuk budi daya perikanan dan pengembangan kawasan wisata. Zonasi ini nantinya juga akan menjadi dasar bagi pengeluaran HP3 (Hak Pengusahaan Perairan Pesisir)," ungkap dia.

Llndungl Nelayan Sementara itu, - Sudirman Saad menyatakan keberatannya atas judicial review UU No 27 Tahun 2007 (tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil/HP3) yang diajukan LSM. Pasalnya, UU tersebut menghormati dan melindungi hak masyarakat adat, masyarakat tradisional dalam pemanfaatan wilayah pesisir.

"Dalam Pasal 61 UU No 27 masyarakat adat dan pesisir jelas diindungi. Karena dalam level perencanaan kita libatkan mereka. Dan dalam HP3, secara tegas subjek yang disebut itu masyarakat adat. Jadi HP3 itu bukan ancaman bagi masyarakat adat dan pesisir," turur dia.sudirman menambahkan UU No 27 justru disiapkan pemerintah untuk melindungi masyarakat adat dan pesisir dari ancaman eksploitasi dan marginalitas dari pengusahaan wilayah pesisir.

Dietrict menambahkan selama ini wilayah pesisir merupakan common property (milik umum), jika dibiarkan tanpaaturan maka wilayah tersebut bisa dimanfaatkan dan dieks-plotasi berlebihan oleh kepentingan tertentu. Jadi dengan UU itu, pemerintah daerah (pemda) harus menyiapkan perencanaan terlebih dahulu. "Dengan UU dan peraturan turunanya, maka pemanfaatan pesisir dilakukan terpadu dan berkelanjutan," kata dia

Koordinator Pengembangan Kawasan Pesisir LSM Telapak Irman Amin, menyatakan proses penyusunan UU sudah partisipatif. "Ada filter dalam UU itu, dalam rencana strategis dan penetapan wilayah zonasi dicantumkan pelibatan masyarakat," tandas dia. aan/E-2



Sumber : Koran Jakarta 30 April 2010,hal. 15

Predator Benih Ikan - LINSANG/SERO

LINSANG/SERO

Linsang merupakan predator ikan yang paling "bandel" dan paling "cerdas" mencuri ikan di kolam atau sawah. Di Sumatera Barat, umumnya kolam-kolam ikan yang lokasinya berdekatan dengan sungai, menjadi target utama linsang. Banyak peternak ikan yang frustrasi menghadapi sepak terjang linsang ini.

Ada banyak nama untuk linsang di Indonesia. Sebagian orang menyebutnya berang-berang. Orang Sunda menamainya sero. Nama daerah lainnya adalah : wargul, linsang, rinsang, welingsang (Jawa); silo-silo, simung, dengen (Sumatera); arangan (Berau, Kalimanta); rengan (Kutai, Kalimantan); dongen (Ngaju, Dayak); ambrang, anjing air, barang-barang "(Melayu).

Secara ilmiah linsang termasuk binatang menyusui, kelas Mammalia, dari famili Mustelidae. Ada banyak jenis/spesies yang ditemukan di indonesia. Semuanya potensial sebagai predator ikan yang sangat rakus.

Masing-masing jenis linsang di atas memiliki ciri khas sehingga bisa dibedakan dengan mudah, yakni:
a. Sero cakar kecil. Linsang jenis ini memiliki ukuran tubuh yang kecil. Cakarnya juga berukuran kecil dan tidak menonjol di bawah kaki. Selain itu, moncongnya kecil dan tidak terdapat bulu. Ukuran tengkorak kecil, warna bulu atas cokelat gelap dan sedikit merah mengilap. Sementara bulu bagian bawah tubuhnya berwarna pucat. Linsang jenis ini biasanya tinggal di daerah-daerah pinggiran sungai, pantai, kuala, dan telaga hutan.

b. Sero berkumis. Linsang jenis ini memiliki kepala yang agak pipih dan melebar dengan moncong lebar dilengkapi cambang kaku. Jika diperhatikan lebih teliti, telinganya berukuran kecil dan tersembunyi clibalik rambut-rambut. Bulu badan halus dan lembut sekali menyerupai wol dengan warna putih kekuning-kuningan. Linsang jenis ini biasanya tinggal di daerah sungai dan perairan pantai.

c. Sero bulu licin. Cirinya hampir sama dengan sero berkumis. Perbedaannya adalah tidak terdapat rambut pada bantalan hidung. Linsang jenis ini hidup di daerah danau, sungai, bendungan, kanal dan pantai.

d. Sero utara. Linsang jenis ini dicirikan dengan bagian atas tubuh berwarna cokelat gelap. Dagu dan tenggorokannya terlihat berwarna pucat. Hidupnya di sungai dan rawa-rawa di daerah hutan.

Linsang umumnya memangsa ikan di kolam pada malam hari. Tandatanda kolam pernah dimasuki linsang adalah apabila di sekitar kolam ditemukan kotoran linsang yang berbau menyengat. Umumnya pada kotoran linsang terdapat sisa-sisa tulang dan sisik ikan yang tidak tercerna dengan balk. Biasanya linsang membuang kotoran tidak jauh dari tempatnya memangsa ikan.

Jika memangsa ikan di kolam, linsang mempunyai kebiasaan "mengaduk-aduk" kolam sampai ikan "mabuk" dan mudah ditangkap. Atau ikan terjebak di pojok kolam dan kemudian dengan mudah ditangkap. Ketika menangkap mangsa di kolam, linsang bertindak "kasar" menimbulkan suara percikan air kolam. Biasanya mereka saling mengeluarkan siulan dengan kawanannya


Pengendalian
Kebiasaan linsang: jika sukses memangsa di sebuah kolam, linsang akan kembali ke lokasi tersebut keesokan malamnya. Untuk itu, di beberapa daerah seperti di Sumatera Barat, peternak ikan memasang "bunyi-bunyian" di kolam. Ada bunyi-bunyian berupa kaleng yang digoyang-goyang, juga mainan kincir air yang dirancang sedemikian rupa sehingga menimbulkan bunyi seperti orang sedang menuang air. Padahal itu merupakan bunyi tabung air pada kincir mainan. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang rintangan berupa ranting-ranting bambu di kolam selain jaring pengaman dari bahan tambang yang kuat.

Untuk pembasmian, dapat dilakukan perburuan linsang menggunakan anjing pemburu. Atau memasang perangkap khusus yang diletakkan di jalur jalan yang biasa digunakan linsang menuju kolam. Pencegahan berupa pembersihan lingkungan sekitar kolam akan sangat membantu. Pemagaran lingkungan kolam dan pemasangan lampu penerangan di bagian-bagian tertentu sangat efektif mencegah linsang. Kolam yang terang-benderang membuat linsang tidak berani memasuki area perkolaman.

sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Galakkan KKL, Atasi Krisis Perikanan

Galakkan KKL, Atasi Krisis Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan mengelakkan program kawasan konservasi laut guna mengatasi produksi perikanan yang menurun dari tahun ke tahun. Kawasan ini diharapkan menjadi tempat berkembang biak ikan sekaligus menjaga keanekaragaman hayati di laut

Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Andi Chairil mengatakan, kawasan konservasi laut (KKL) terdiri dari zona inti, zona penunjang, dan zona bebas. Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut, luas zona inti yang menjadi area dilindungi minimal 4 hektar.

Luas zona penunjang ditentukan 4 hektar yang dihitung 1 mil dari garis terluar zona inti. Zona penunjang merupakan zona yang boleh dimasuki nelayan dengan sejumlah aturan. Zona bebas adalah area yang boleh digunakan nelayan sehari- hari.

"Pengelolaan KKL kami serahkan kepada perangkat di daerah beserta warga Kami berharap, hal ini menumbuhkan ke-sadaran dan kecintaan nelayan terhadap habitatnya sehari-hari," kata Andi Chairil dalam diskusi bertema "Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Kebijakan Pengelolaan Pesisir", Rabu (28/4) di Makassar. Acara ini dihadiri perwakilan dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Pangkep, Maros, Takalar, dan Barru.

Dari pemaparan empat perwakilan dinas itu terungkap, jumlah produksi perikanan tangkap, seperti cakalang, kerapu, dan ba-ronang, di empat kabupaten itu menurun 10-15 persen dalam tiga tahun terakhir. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pangkep tahun lalu 29.814 ton. Jumlah itu tenis turun jika dibandingkan produksi tahun 2007yang mencapai 35.876 ton.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep Natsir Sulaiman, hal itu akibat maraknya penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. "Banyak nelayan menggunakan bom, bius ikan, serta pukat harimau. Aktivitas itu berkurang setelah ada KKL," katanya.

Saat ini Pangkep memiliki KKL seluas 283 hektar di Kecamatan Lukan Tupak Biring. Adapun di Kecamatan.Lukan Kalmas dan Lukan Tangia dikembangkan KKL berupa kluster berukuran kecil. Berdasarkan hasil penelitian tim dari Universitas Hasanuddin, tingkat kerusakan di kawasan itu cukup parah.

"Di KKL harus ada terumbu karang yang bagus dan keanekaragaman hayati yang memenuhi kriteria sehingga layak dijadikan kawasan lindung," kata Natsir. Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar Sumarno menyatakan tengah merencanakan pembuatan KKL di sejumlah kepulauan, seperti Pulau Sanrobengi, Pulau Lan-tangpeo, dan Pulau Dayang-dayangan. (R1Z)



Sumber : Kompas 29 April 2010, hal. 22

MENANTI SEKTOR PERIKANAN BANKABLE

MENANTI SEKTOR PERIKANAN BANKABLE

Sektor perikanan dan kelautan adalah masa depan Indonesia, tapi kontribusi pengusaha dan perbankan masih kecil ke sektor ini. Nenek moyangku orang pelaut, siap mengarung luas samudera, melawan ombak tiada takut, menerjang badai sudah biasa... Sebait lagu masa kanak-kanak itu, menjadi pertanda Indonesia sejak dulu dikenal sebagai pelaut ulung dan memiliki samudera yang sangat luas. Faktanya, luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta kilometer persegi. Sedangkan luas daratannya adalah 1,9 juta kilometer persegi. Ini berarti, hampir 70 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia, adalah laut.

Sayangnya, fakta tersebut kurang didukung oleh keterlibatan pengusaha dan perbankan untuk mendorong usaha dan produksi ikan, yang ujung-ujungnya tentu saja akan ikut menyejahterakan nelayan. Kendalanya, karena kalangan perbankan khususnya, masih menganggap sektor perikanan adalah sektoryang kurang bankable dan memiliki risiko tinggi. Tak heran jika kucuran kredit perbankan ke sektor ini sangat kecil. Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit ke sektor perikanan per Desember 2009, hanya Rp 3,3 triliun atau 0,23 persen dari total kredit. Angka ini tidak menunjukkan pergerakan naik hingga pekan ke dua April 2010. Ironisnya, dari angka nominal yang relative kecil itu, justru kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)-nya mencapai 11,7 persen.

Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi mengungkapkan, sebagian besar kredit yang bermasalah itu berasal dari debitur kecil. Dari total kredit Rp 3,3 triliun yang disalurkan ke sektor perikanan, Budi mengatakan, ada Rp 2,1 triliun merupakan kredit usaha kecil. Selebihnya mengalir ke pengusaha yang lebih besar seperti pengolahan dan eksportir perikanan, ujar Budi.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengaku te-renyuh melihat dukungan modal perbankan pada sektor ini. "Sektor ini dianggap berisiko tinggi. Belum lagi banyaknya masalah illegal fishing," ujar Fadel.
Meski demikian, Fadel tetap bersemangat untuk mengangkat derajat dan menyejahterakan nelayan. Baru-baru ini, BI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kerja sama untuk mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor kelautan dan perikanan. "Sektor perikanan dan kelautan ini masa depan Indonesia, tapi kontribusi pengusaha dan perbankan masih kecil," ujar mantan Gubernur Gorontalo ini.

Sementara Budi mengatakan, akan mendorong upaya memperkenalkan wajah sektor perikanan ke pengusaha, perguruan tinggi, dan perbankan. Di- akuinya, jika melihat angka statistik di sektor ini, memang cukup menakutkan bagi perbankan untuk memberikan pinjaman.

Para pelaku sektor perikanan juga diberikan informasi mengenai akses perbankan dan prioritas di sektor kelautan perikanan. Kasus kredit yang bermasalah terbanyak, menurut Budi, adalah pinjaman dipakai untuk membeli kapal penangkap ikan namun pada akhirnya tidak bisa dibayar kembali. Budi mengatakan, ke depan sektor perikanan diupayakan untuk lebihmengembangkan budi daya.

Sejak menjadi Menteri di KKP, Fadel terlihat cukup getol melakukan pembenahan dan terobosan di sektor perikanan. Pada peringatan Hari Nusantara di Makassar, Desember 2009 lalu, Fadel mengungkapkan obsesinya untuk menjadikan

Indonesia negara nomor satu di dunia untuk produksi ikan."Indonesia masih peringkat empat dunia untuk produksi ikan. Kita masih kalah dengan Jepang, padahal wilayah laut kita sangat luas," ujar Fadel . ketika itu.

Sebetulnya, gebrakan memacu produksi sektor kelautan dan perikanan bukan lagi barang baru. Di masa pemerintahan BJ Ha- bibie, ada Gerakan Prote-kan. Kemudian era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, dikenal istilah Gerbang Mina Bahari. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, di masa periode pertamanya menjabat presiden juga telah memrogram-kan peningkatan produksi kelautan dan perikanan yang kala itu menterinya dijabat Freddy Numberi. Freddy menamai programnya, Revitalisasi Perikanan.

Minapolitan

Jika para pendahulunya sudah melakukan terobosan meski belum cukup berhasil, maka Fadel mencoba dengan konsep Minapolitan. Lewat konsep Minapolitan ini, Fadel berambisi menaikkan produksi perikanan periode 2009 sebesar 8 juta ton, dipacu menjadi 353 persen pada 2014 mendatang.

Minapolitan adalah strategi pembangunanperikanan berbasis kawasan. Konsep ini bertujuan agar pemerintah daerah fokus mengembangkan produksi unggulan perikanan. Sejumlah 200 Kabupaten/Kota ditargetkan menjadi kawasan Minapolitan pada tahun 2010. Kawasan itu dibentuk berdasarkan komoditas unggulan perikanan.

Rencana pembentukan Minapolitan terdiri atas 137 kawasan perikanan budidaya dan 70 kawasan perikanan tangkap. Saat ini, telah terbentuk 41 kawasan Minapolitan di beberapa daerah. Kawasan ini tidak mesti fokus pada satu komoditas unggulan, tetapi bisa beberapa komoditas.

Dalam konsep ini, pemerintah pusat akan memberikan dukungan berupa pembangunan infrastruktur perikanan, di antaranya sarana jalan, irigasi, ataupun listrik. Menurut Fadel, penyediaan infrastruktur akan dikaji berdasarkan proposal yang diajukan oleh pemerintah daerah setempat.

Tahun 2010, KKP telah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 milyar untuk persiapan pembentukan kawasan Minapolitan. Dana tersebut antara lain akan digunakan untuk paket bantuan awal benih, pakan, sarana produksi, dan penyuluhan untuk wirausahapemula.

Propinsi Sulawesi Selatan, menjadi salah satu kawasan utama pengembangan Minapolitan. Salah satunya di Kabupaten Pinrang, dengan basis produksi udang. Di Kabupaten ini, pemerintah setempat telah menyediakan kawasan perkampungan nelayan terpadu dengan luas hingga 10.000 hektare. . Kabupaten Pinrang, selama ini telah dikenal sebagai sentra penghasil udang yang telah memiliki pasar ekspor dominan ke Jepang. Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kawasan Minapolitan dikembangkan mulai dari sektor hulu hingga hilir. Pengembangan perikanan dengan konsep Minapolitan tidak hanya sekadar memproduksi lalu-mengekspornya.

"Industrinya juga akan dibangun di kawasan fishery village," ujar Syahrul sepulangnya dari pertemuan rapat kerja Gubernur se Indonesia di Tampak Siring, Bali, pekan lalu.

Sulsel sendiri menargetkan produksi kelautan dan perikanan khusus jenis udang pada 2013 nanti sebesar 33.200 ton. Konsep Minapolitan yang digagas Pemerintah Pusat diharapkan bisa membantu memacu target tersebut.


Sumber : Republika 27 April 2010,hal.17

Potensi Perikanan Tangkap Papua Capai 700 Ribu Ton/Tahun

Potensi Perikanan Tangkap Papua Capai 700 Ribu Ton/Tahun



DKP-Papua News – Jayapura- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua, Ir. Astiler Maharadja yang diwakili oleh Kabid Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Ir, Julius Papilaya mengatakan, Potensi sumber daya perikanan tangkap Provinsi Papua, mencapai 600 hingga 700 ribu ton pertahunnya. Hal tersebut di ungkapakan saat memberikan materi pada Sosialisasi PNPM Mandiri di Pasar Ikan Hidup Kampung Netar, Kabupaten Jayapura belum lama ini.

Dikatakan bahwa, produksi yang menjapai 700 ribu ton pertahunya itu, akan di tingkatkan lagi sesuai dengan misi Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang menjadikan Indonesia sebagai penghasil terbesar perikanan se-Dunia pada tahun 2014, yang di tuangkan pada kontak produksi masing-masing daerah/provinsi se Indonesia.

“Jadi kami telah melakukan kotrak produksi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam rangka peningkatan Produksi Kelautan dan Perikanan pada saat Rakernis DKP Papua Bulan Maret kemarin”ungkap Julius Papilaya.

Dijelaskan, Provinsi Papua memiliki panjang pantai kurang lebih 1.170 mil laut dan luas perairan laut yang masuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Republik Indonesia 717 (Teluk Cendrawasih dan Pasifik) dan WPP 718 (Arafura), dengan luas perairan kurang lebih 25.300 km persegi.

Peningkatan produksi memang perlu akan tetapi, perlu diperhatikan pemulihan sumberdaya ikan, “Jadi Peningkatan Produksi memang perlu namun kita juga harus memperhatikan pemulihan potensi sumberdaya ikan kita. Jangan kita produksi/ambil terus lantas anak cucu kita dimasa akan datang mau makan apa dari hasil laut kita”, jelasnya.

Oleh karena itu harus ada proses pemanfaatan berkelanjutan dalam rangka kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Papua, sesuai dengan visi dan misi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua adalah pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan secara efisien, efektif, ekonomis dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, seperti meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan, masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain itu, melaksanakan pengawasan, perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan perikanan, meningkatkan mutu produksi hasil perikanan, meningkatkan kontribusi perikanan dalam penyediaan pangan dan perbaikan gizi masyarakat serta meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pembangunan perikanan dan mengembangkan tehnologi spesifik lokasi dan komoditi.

“Meningkatkan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan secara optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, merupakan tujuan pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Papua ,” katanya.

Juga, untuk mencukupi protein asal ikan dan perbaikan gizi, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha produktif, meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas unggulan untuk tujuan ekspor dan bahan baku industri, hingga menurunkan tingkat pelanggaran dan pengrusakan sumber daya kelautan dan perikanan.

Sumber : Agus Rahmawan, S.ST.Pi Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Papua

Abadikan Gus Dur di Gedung Baru

Abadikan Gus Dur di Gedung Baru




Keluarga besar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan apresiasi kepada almarhum KH Abdurrahman Wahid. Nama Presiden RI ke-4 yang akrab disapa Gus Dur itu diabadikan menjadi salah satu nama gedung baru di Mina Bahari.

Nama gedung ini memang belum diresmikan, karena usulan Pak Menteri ke Bapak Presiden belum ada jawaban. Akan tetapi, ini sebagai bentuk penghargaan dari KKP kepada Gus Dur, karena Beliau yang membentuk Departemen Eksplorasi Kelautan dan telahberdampak kepada terangkatnya isu kelautan sebagai mainstream pembangunan ekonomi nasional," ujar Soenan H. Poernomo, kepala Pusat Statistik dan Informasi KKP.

Pada saat menjabat sebagai presiden, tepatnya pada 10 November 1999 membentuk Departemen Eksplorasi Laut. Itu merupakan penerobos strategis pembangunan nasional. "VisiGusDurmenjadikan laut sebagai penyangga ekonomi bangsa dijalankan dengan konsisten," ujar Fadel Muhammad, menteri Kelautan dan Perikanan, (nel)




Sumber : Indo Pos 24 April 2010,Hal. 3

Matters relating to the spawning fish

Matters relating to the spawning fish

Comparison of sexes in spawning fish of each species vary, but the comparison is generally close to each other. Many found that the fish spawn pelagophils are abuzz in a particular area. Spawning areas (Spawning ground) North Sea herring in the southern part of the proposed Cushing (1968) in length between 2-3 km and width of 500 m.


These fish spawn every year in the same area and also regular time. In Indonesia, the region economically important marine fish spawning much remains unknown. For example the location of spawning areas lemuru still unknown. Fish larvae have been found further rise in the first time appeared not far from Banyuwangi. Each year the emergence of juveniles were in the same area.

Huge lemuru likely spawning areas not far from where the children fish at first appear. Direction and velocity of flow and age of juveniles first appeared it plays a role in determining the location of spawning areas in the surface region. Similarly, fish spawning areas is unknown. But the enormous possibilities that the spawning area was several hundred feet below the water surface.

Spawning period of each species of fish vary. There are spawning that took place in a short time (total spawner = isochronal), but many also in a long time. Spawning in part for some (partial spawner = heterochronal) in fish may take up to several days. In such case, the female fish usually remain in spawning areas during the spawning process is not finished. When spawning is completed, the male fish that live in the area longer than in female fish.

Which could be a stimulant for fish spawning lithophils, psamophils and phythophils, besides the existence of spawning substrates such as stone, sand and plants also increase or decrease water temperature and the arrival, just become a natural stimulant for fish when the fish spawn sudah_siap. Among the biological factors that play a role in spawning the organs for sight, hearing, smell and linea lateralis and the gland is clogged. Hubbs and Martin (1965) suggested that the darter fish (Etheostema lepidum) can be spawned at night and by day.

Spawning is done at the time of the day occurred on the same fish (homospesifik), whereas spawning occurs at night can occur with different species (heterospesifik) so that it can cause the occurrence of a hybrid. In the blind group spawning fish can be proceeded in a usual because with the help of the organ of smell and linea lateralis. Votes issued at the time of spawning fish in addition to calling form the opposite sex is also a stimulant to spawn.
Source: M. IchsanEffendie, 1997

EELS - Eerie Or Interesting ? Saltwater

EELS - Eerie Or Interesting ? Saltwater
by: Alex Royal


Next to sharks, eels have to be the most feared and misunderstood fish. Eels invoke thoughts of terror and wanton destruction. This may be because eels are similar to snakes, which also get little love and sympathy. Or perhaps this is another result of Hollywood's simplistic portrayal of this fascinating group of animals. In either case, the fear is unwarranted and one can successfully and safely keep eels in a home aquarium with a little planning and research.

While many people associate eels with saltwater aquariums, there are also freshwater eels, which means customers on both sides of the hobby can enjoy owning an eel.

Saltwater Eels

Eels for saltwater aquarium come from three families Ophichthidae (worm and snake eels), Heterocongridae (garden and conger eels) and Muraenidae (moray eels).

Even though these eels come from different families, they share similarities. Some of these common traits are size, diet and behavior. Most eels are obtained when small but will quickly reach a size of 24 to 36 inches in an aquarium. They are all carnivores and need a variety of meat in their diet.

The majority want to hide in rock and caves, so the aquarium must be decorated accordingly. Last but not least, they are all excellent escape artists.

Together these basic traits mean that one should only put an eel in a large aquarium (50 gallons or more) that has a good filtration system because these fish need a lot more food than more common, smaller marine fish.

Their foods are also higher in protein than flake feed which means there will be more ammonia production, leading to nitrate buildup in the aquarium. Regular water changes are a must with these fish.

Water quality for saltwater eels is the same for all marine fish, as the ocean's basic water parameters, except temperature, are the same worldwide. These eels are all tropical and need a water temperature in the mid 70s.

Behavior differs among eels even in the same family. A popular eel is the zebra moray eel (Gymnomuraena zebra). The body of this eel is dark brown with white stripes running vertically down the body the entire length of the fish. They grow over 4 feet long, but are peaceful and will not bother tank mates. They are good for community marine aquariums but not reef compatible because they will knock corals over. This eels needs a large tank. It eats chopped fish, squid, mussels, clams and more.

Another popular moray eel is the snowflake eel (Echidna nebulosa). This eel also gets its popular name from the body coloration, which features white spots or splashes on a dark back-ground. The snowflake eel does not get as big as the zebra moray, but reaches about 2 feet in the aquarium, and it is easier to maintain. But it is a little more aggressive than the zebra, and it seems to spend its entire life trying to figure out how to escape from the aquarium.

This eel will eat fish and crustaceans smaller than itself, so the selection of potential tank mates is narrowed compare to the zebra. They need rocks and caves and may only come out at night.

There are smaller eels that can be kept in the aquarium and as a colony such as Hass' garden eel (Taenioconger hassi). These eels bury themselves in the sand, and if several are kept in the large tank, they will space their homes in the sand and all rise out of the holes looking like plant stems in the garden. These eels are difficult to keep, you should have the experience and patience needed to be successful with these species. Eels add a whole new dimension to an aquarium and are worth a try. With a little planning, you can be successful and enjoy these fish.

We hope that this guide was of help to you and your hobby.

THANK YOU...

About The Author
Alex has been involved in the pet industry for over 20 years. Starting in a partnership of a full line pet store, until he opened his own store and expended it to 3 locations. His involvement and sponsorship of various pet clubs as well as donations to a variety of rescue organizations, has helped a number of pets and their owners to enjoy a long lasting relationship. As the result, his extensive experience and knowledge of animals and pet supplies is shared through these articles.

The author invites you to visit:
http://www.e-petsbyroyal.com

Article Source:
http://www.articlecity.com/articles/pets_and_animals/article_2341.shtml

EELS - Eerie Or Interesting ? Saltwater

EELS - Eerie Or Interesting ? Saltwater
by: Alex Royal


Next to sharks, eels have to be the most feared and misunderstood fish. Eels invoke thoughts of terror and wanton destruction. This may be because eels are similar to snakes, which also get little love and sympathy. Or perhaps this is another result of Hollywood's simplistic portrayal of this fascinating group of animals. In either case, the fear is unwarranted and one can successfully and safely keep eels in a home aquarium with a little planning and research.

While many people associate eels with saltwater aquariums, there are also freshwater eels, which means customers on both sides of the hobby can enjoy owning an eel.

Saltwater Eels

Eels for saltwater aquarium come from three families Ophichthidae (worm and snake eels), Heterocongridae (garden and conger eels) and Muraenidae (moray eels).

Even though these eels come from different families, they share similarities. Some of these common traits are size, diet and behavior. Most eels are obtained when small but will quickly reach a size of 24 to 36 inches in an aquarium. They are all carnivores and need a variety of meat in their diet.

The majority want to hide in rock and caves, so the aquarium must be decorated accordingly. Last but not least, they are all excellent escape artists.

Together these basic traits mean that one should only put an eel in a large aquarium (50 gallons or more) that has a good filtration system because these fish need a lot more food than more common, smaller marine fish.

Their foods are also higher in protein than flake feed which means there will be more ammonia production, leading to nitrate buildup in the aquarium. Regular water changes are a must with these fish.

Water quality for saltwater eels is the same for all marine fish, as the ocean's basic water parameters, except temperature, are the same worldwide. These eels are all tropical and need a water temperature in the mid 70s.

Behavior differs among eels even in the same family. A popular eel is the zebra moray eel (Gymnomuraena zebra). The body of this eel is dark brown with white stripes running vertically down the body the entire length of the fish. They grow over 4 feet long, but are peaceful and will not bother tank mates. They are good for community marine aquariums but not reef compatible because they will knock corals over. This eels needs a large tank. It eats chopped fish, squid, mussels, clams and more.

Another popular moray eel is the snowflake eel (Echidna nebulosa). This eel also gets its popular name from the body coloration, which features white spots or splashes on a dark back-ground. The snowflake eel does not get as big as the zebra moray, but reaches about 2 feet in the aquarium, and it is easier to maintain. But it is a little more aggressive than the zebra, and it seems to spend its entire life trying to figure out how to escape from the aquarium.

This eel will eat fish and crustaceans smaller than itself, so the selection of potential tank mates is narrowed compare to the zebra. They need rocks and caves and may only come out at night.

There are smaller eels that can be kept in the aquarium and as a colony such as Hass' garden eel (Taenioconger hassi). These eels bury themselves in the sand, and if several are kept in the large tank, they will space their homes in the sand and all rise out of the holes looking like plant stems in the garden. These eels are difficult to keep, you should have the experience and patience needed to be successful with these species. Eels add a whole new dimension to an aquarium and are worth a try. With a little planning, you can be successful and enjoy these fish.

We hope that this guide was of help to you and your hobby.

THANK YOU...

About The Author
Alex has been involved in the pet industry for over 20 years. Starting in a partnership of a full line pet store, until he opened his own store and expended it to 3 locations. His involvement and sponsorship of various pet clubs as well as donations to a variety of rescue organizations, has helped a number of pets and their owners to enjoy a long lasting relationship. As the result, his extensive experience and knowledge of animals and pet supplies is shared through these articles.

The author invites you to visit:
http://www.e-petsbyroyal.com

Article Source:
http://www.articlecity.com/articles/pets_and_animals/article_2341.shtml

seed predator fish - monitor lizards

seed predator fish - monitor lizards

Monitor lizard

Lizard in another language called bayawak (Sunda), menyawak or nyambik (Java), berekai (Madura), and the monitor lizard or goanna (UK).
Including reptiles lizards attends nursery ponds and fish hatcheries. Animals belonging to these reptiles are a group of large lizards of the family of lizards (Varanidae). More complete systematic way as follows.

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Reptiles
Order (nation): Squamata
Familia: Varanidae
Genus: Varanus

There are many types of lizards, but are generally detrimental to fish breeders are lizards of the species / species of Varanus salvator. Body length (snout to tip of tail) approximately 1 m, although some are able to reach 2.5 m. As the name implies, water monitor lizards generally live by the river or canal water, lake, beaches, and marshes, including mangrove swamps.


Clever iguana to climb trees, do not be surprised if the existing pond was climbing the tree found in lizards. In addition to prey on fish, lizards also target the birds nest in trees to prey on eggs and baby bird.

Lizards reproduce by laying eggs. At the time of the breeding season is often a fight broke out fight over females. The mating of the eggs will be stored in sand or mud on the banks of a pond, wetland or river, mixed with rotting leaves and twigs. Hot sunshine and leaf litter decomposition process will help to warm the eggs and hatching eggs.

■ Control
Lizards, including predatory fish is very greedy and should be kept away from the pond and fish hatchery units. It belongs to the bravest of predatory fish because the fish into the pond anytime even noon. Sometimes if not expelled immediately fled, Some are even trying to fight back. For that we need the courage to face it.
How to remove the lizard from the pond to catch fish is by using a trap or a hook. Trap or a hook was put in place often visited by lizards. In some areas of Sumatra and parts of Java, residents routinely hunt lizards, usually with the aid of hounds. Lizards are concerned will take the fight against the dog and the dog usually wins. After successfully disabled, lizards immediately arrested and tied up. Meat and hides for sale. Meat lizard skin disease believed to be drug and monitor lizard skins are usually used as raw materials handicraft bags, purses, etc..

Source: Khairul Amri and ToguanSihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

predator benih ikan - Biawak

BIAWAK

Biawak dalam bahasa lain disebut bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna (Inggris).
Biawak termasuk reptil yang rajin menyambangi kolam pembenihan dan pendederan ikan. Binatang yang tergolong reptilia ini merupakan kelompok kadal berukuran besar dari keluarga biawak-biawakan (Varanidae). Secara lebih lengkap sistematikanya sebagai berikut.

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Kelas: Reptil
Ordo (bangsa) : Squamata
Familia: Varanidae
Genus: Varanus

Ada banyak jenis biawak, namun yang umumnya merugikan peternak Ikan adalah biawak dari jenis/species Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) sekitar 1 m, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 m. Sesuai namanya, biawak air umumnya hidup di tepi sungai atau saluran air, tepi danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau.


Biawak pandai memanjat pohon, tidak heran bila di kolam yang ada pohonnya ditemukan biawak sedang memanjat. Selain memangsa ikan, biawak juga mengincar sarang burung di pohon untuk memangsa telur dan anak burung.

Biawak berkembang biak dengan bertelur. Pada saat musim kawin sering terjadi perkelahian memperebutkan betina. Telur-telur hasil perkawinan akan disimpan di pasir atau lumpur di tepian kolam, sawah atau sungai, bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Panas sinar matahari dan proses pembusukan serasah akan menghangatkan telur dan membantu penetasan telur.

■ Pengendalian
Biawak termasuk pemangsa ikan yang sangat rakus dan harus dijauhkan dari kolam dan unit pembenihan ikan. Binatang ini termasuk predator ikan yang paling berani karena masuk ke kolam ikan kapan saja bahkan Siang hari. Kadang kala jika diusir tidak serta-merta melarikan diri, malah ada yang berusaha melawan. Untuk itu perlu keberanian menghadapinya.
Cara menghilangkan biawak dari kolam ikan adalah dengan menangkap menggunakan jerat atau kail. Jerat atau kail itu dipasang di tempat yang sering didatangi biawak. Di beberapa daerah di Sumatera dan sebagian Jawa, penduduk secara rutin berburu biawak, biasanya dengan bantuan anjing pemburu. Biawak yang kepepet akan melakukan perlawanan terhadap anjing dan biasanya anjing yang menang. Setelah berhasil dilumpuhkan, biawak langsung ditangkap dan diikat. Daging dan kulitnya dijual. Daging biawak dipercaya sebagai obat penyakit kulit dan kulit biawak biasanya dijadikan bahan baku kerajinan tas, dompet, dll.

Sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

How Coffee Beans are Grown

How Coffee Beans are Grown
by: Mike Chronos


Coffee is a brewed drink made from roasted seeds or coffee beans of the coffee plant. The plant originated in Africa but is now grown in over 70 countries. The beans are produced by different species of the small, evergreen bush of the genus Coffea.

The three main varieties of the coffee plant are Coffea Arabica, Coffea Robusta and Coffea Liberica. This plant has dark green leaves and fragrant, white flowers. The coffee bean begins as a green berry and ripens to a deep red color after about eight months.

Two of the most commonly grown are the highly regarded Coffea Arabica and the robusta form of the hardier Coffea Canephora that is resistant to the devastating coffee leaf rust. Both are cultivated mainly in Latin America, Southeast Asia and Africa.

Of the two, arabica coffee is often highly regarded than robusta coffee since the later is bitter and has less flavor. Because of this, about three-quarters of coffee cultivated worldwide are arabica. However, robusta is less susceptible to disease than arabica and can be cultivated in lower altitudes and warmer climates - conditions where arabica will not thrive.

Robusta coffee also has about 4,050 percent more caffeine than arabica. This explains why it is used as a cheaper alternative to arabica in many commercial coffee blends. However, good quality robusta beans are used in some espresso blends to provide a full-bodied taste and a better foam head known as crema.

Coffee plants need a tropical environment to survive. They thrive in warm weather and a moist climate with a yearly rainfall of at least 59 inches. Modern coffee beans are named after the place where they are grown. Top coffee producers include Brazil, Colombia, India and Indonesia.

Once ripe, coffee berries are picked, processed and dried. The seeds are roasted to varying degrees, depending on the desired flavor. These are ground and brewed to create coffee. Looking for the finest coffee in the world? For a unique coffee experience, visit http://www.chronoscoffee.com/.

About The Author
Coffee lover and expert. Traveling the world to find the best coffee blends, beans, and delivering them back home. Check out my site to find some of the best coffee blends on the planet. ChronosCoffee.com

The author invites you to visit:
http://www.chronoscoffee.com

Article Source:
http://www.articlecity.com/articles/food_and_drink/article_2467.shtml

Seed predator fish - Snake

Seed predator fish - Snake

Snake (snake) is a not-legged reptile animals and long bodied. Snakes have scales like a lizard and both were classified into the scaly reptiles (squamata). The difference, in general-legged lizards, have ears, and eyelids that can open the lid. Snake is one of the most successful reptiles evolved in the world. There are lots of families, genera and species of snakes that live in the world today. Systematics are as follows:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Sub-phylum: Vertebrates
Class: Sauropsida
Order (nation): Squamata.
Suborder: Serpentes, Linn, 1758.

Snakes swallow their prey to eat; means, without the chewed into pieces smaller. Teeth in the mouth of the snake is not working for chewing, but to hold their prey in order not easily separated. In order to smoothly swallowed, the snake usually choose to swallow their prey head first.
To warm the body and help smooth digestion, snakes often bask in the sun. Snakes reproduce by laying eggs. The number of eggs could be a few, tens or even hundreds of eggs. Snakes have no ears and eardrums, and has no sense of privilege on the sharpness of the eye. His eyes are always open and covered with a thin membrane that is easy to see the movement around him, unfortunately he could not focus her eyes. Snakes can only see clearly at close range. Senses that a snake is the mainstay of scales on his belly, which can capture the vibration of a human or other animal step. There is a hole between the eyes and mouth. snakes can serve as thermosensorik (heat sensor) this organ is usually called a niche or organs "Jacobson". Snakes can also determine the change of temperature due to the arrival of other creatures.

There are many types of snakes, but really a threat to fish is a snake that live in aquatic or semi-aquatic (water snake) in ponds, rice fields, rivers, swamps and lakes. This aquatic snakes prey on fish, frogs, tadpoles, and fish eggs. According to (Sachlan, 1975) fish prey on the greedy snake is a snake or a snake sacking Genis Striped (Homalopsis buccata). Snakes of this kind that loved to eat fish and fish seed is still sized adult.
In addition, there are also other types of water snakes found in the pond that is the rainbow water snake (Enhydris enhydris). Rainbow water snakes are often found in the channels of water, fish ponds, wetland environments, marshes and small rivers that have current calm. Rainbow serpent is very fond of prey on small fish, and often become pests in the maintenance of fish ponds. Other prey are frogs, toads, including children, and also predicted a lizard.
Bodied rainbow water snakes are relatively moderate, the maximum length of 80 cm, although most between 50-60 cm. Small-headed, paunchy, and short tail. Back (dorsal), generally light brown to olive-gray-black, with a pair of lighter colored line next to the backbone line. Body side (lateral) side down, bright yellowish or whitish, bordered blackish zigzag lines along the boundary with the ventral scales (stomach).

Sometimes it looks a little pink line faintly in the light of this, a similar pattern of elongated lace. The underside of the body (ventral), yellowish or whitish, sometimes with spots or faint line along the middle line.
At the time of morning and afternoon, a rainbow water snakes are often seen out head and partial body of water, and silence resembling kindling. There are times when some snakes appear together in the distance that is not how far.


■ Control:
Snakes can be controlled by way of direct capture these snakes. On the island of Java and Lampung, the hunting of wetland snakes and snake swimming a lot done at night, the snakes are taken skin and then sold. The trick with "ngobor" using a lamp pumped or center, and a snake that looks directly captured using hand. These snakes are not venomous or poisonous weak (mildly venomous), so its bite is not deadly. In some places in the interior of Central Java, the children often catch this snake snared by a stick through the head leaves. Alternatively, given the seed pool fence that snakes can not get into the pool area.

Source: Khairul Amri and ToguanSihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Predator Benih Ikan - Ular

ULAR

Ular (snake) merupakan hewan reptil tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (squamata). Perbedaannya, kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Ada banyak famili, genus dan spesies ular yang hidup di dunia saat ini. Sistematikanya adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Sub phylum: Vertebrata
Klasis (kelas): Sauropsida
Ordo (bangsa): Squamata.
Subordo: Serpentes, Linn, 1758.

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak berfungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan kepala mangsanya lebih dahulu.
Untuk menghangatkan tubuh dan membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali berjemur di bawah sinar matahari. Ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa, puluhan bahkan ratusan butir. Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, dan tidak mempunyai keistimewaan pada ketajaman indera mata. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan di sekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangannya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya. Lubang yang terdapat antara mata dan mulut. ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas)organ ini biasa disebut ceruk atau organ "Jacobson". Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya.

Ada banyak jenis ular, namun yang betul-betul menjadi ancaman bagi benih ikan adalah ular yang hidup secara akuatik atau semi-akuatik (ular perairan) di kolam, sawah, sungai, rawa maupun danau. Ular-ular perairan ini memangsa ikan, kodok, berudu, dan telur ikan. Menurut (Sachlan, 1975) ular yang rakus memangsa ikan adalah ular genis atau ular kadut belang (Homalopsis buccata). Ular jenis ini gemar sekali memakan ikan yang masih berukuran benih maupun ikan dewasa.
Selain itu, ada juga jenis ular air lainnya yang ditemukan di kolam yakni ular air pelangi (Enhydris enhydris). Ular air pelangi kerap ditemui di saluran-saluran air, kolam-kolam ikan, lingkungan sawah, rawa dan sungai-sungai kecil yang berarus tenang. Ular pelangi ini amat gemar memangsa ikan kecil, dan seringkali menjadi hama di kolam-kolam pemeliharaan ikan. Mangsa lainnya adalah kodok, termasuk berudunya, dan diperkirakan juga kadal.
Ular air pelangi bertubuh relatif sedang, panjang maksimum 80 cm, meski kebanyakan antara 50-60 cm. Berkepala kecil, berperut gendut, dan berekor pendek. Punggung (dorsal) umumnya berwarna cokelat muda zaitun hingga abu-abu kehitaman, dengan sepasang garis berwarna lebih terang di sebelah garis tulang punggung. Sisi samping badan (lateral) sebelah bawah berwarna terang kekuningan atau keputihan, dibatasi garis zigzag kehitaman di sepanjang batas dengan sisik-sisik ventral (perut).

Terkadang terlihat garis warna merah jambu agak samar di bagian terang ini, serupa pola renda memanjang. Sisi bawah tubuh (ventral) kekuningan atau keputihan, kadang-kadang dengan bintik-bintik atau garis samar sepanjang garis tengahnya.
Di waktu pagi dan Siang, ular air pelangi kerap terlihat mengeluarkan kepala dan sebagian badannya dari air, dan berdiam diri menyerupai ranting kayu. Ada kalanya beberapa ekor ular muncul bersama dalam jarak yang tidak berapa jauh.


■ Pengendalian:
Ular bisa dikendalikan dengan jalan menangkap langsung ular-ular tersebut. Di pulau Jawa dan Lampung perburuan terhadap ular sawah dan ular kolam banyak dilakukan pada malam hari ular-ular ini diambil kulitnya dan kemudian dijual. Caranya dengan "ngobor" menggunakan lampu petromak atau center, dan ular yang terlihat langsung ditangkap menggunakan tangan. Ular ini tidak berbisa atau berbisa lemah (mildly venomous) sehingga gigitannya tidak mematikan. Di beberapa tempat di pedalaman Jawa Tengah, anak-anak sering menangkap ular ini dengan cara dijerat dengan lidi daun kepala. Cara lain, kolam benih diberi pagar sehingga ular tidak bisa masuk ke area perkolaman.

Sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Pest control predator fish - frogs

Pest control predator fish - frogs

Control frogs

Adult frogs that live on land is a dangerous predator for the fish fry. In the tadpole, tadpoles and young frogs, toads compete with fish food and the room in which to live so that reduces the oxygen dissolved in water and multiply the remainder of metabolisms.
Adult frogs were found to prey on the seeds of hatchery fish in the pond and the pond and in the fields if the seeds are kept in the rice fields. Seeds of fish and large fish are often swallowed by a hungry frog. In addition to seed and large-sized fish, frogs also prey on fish eggs to be hatched, so the presence of frogs in the pond
seeding and separation is very detrimental to fish farmers.


as carnivores, frogs have a wide mouth that serves to facilitate the capture and swallow prey. Viewed from the color of the body, green frogs
prefer to lurk around the body or green plants as a disguise. At the stalking prey, frogs can survive long enough in silence, without moving. In terms of capturing prey, toads tend to prefer waiting for a victim who approached him rather than chasing back and forth.
If at the hatchery and nursery ponds found in frogs, the frogs must be controlled as early as possible. Effort to control the frog in the pond seeding 'or nursery that is not too wide so easy. The difficult part is in the hatchery business units large enough. Because, until now there has been no effective effort to eradicate the frogs. Frog poisoned with chemicals will adversely affect the surrounding environment and is strongly discouraged. There are three kinds of mechanical control is recommended, namely: infrastructure repair pool, cleanliness of the location control, and disposal of the eggs.


 Improve Infrastructure Pool

The existence of frogs around the pool area is generally caused by two things, namely food availability factor of the form factor and fish seed water as a medium for laying eggs, because in the course of his life he needs water to incubate eggs and raise the tadpoles, tadpoles and young frogs.
From observation, the seed-filled pond carp and African catfish was visited more than a frog pond filled with carp and tilapia seed. Nature of carp seed in the night
who likes to be on the surface of the water and pulled up toward the ridge or the nature of the seed of the African catfish actively feed at night and often to the edge to attract frogs to ambush him. While carp and tilapia at night rather stay in the middle of the pond and are rarely at the edge of the embankment. Toads prefer foods and willing to move closer to the edge of the embankment.
To control the presence of frogs is highly recommended because the brick edge of the pond was a frog with a concrete embankment will be difficult to find a good seat for stalking prey. If he had already entered into the pool, he can not get out again. Toads that do not have perches usually not be successful prey fish.
At the time of dike repair, try flattening the embankment with no gaps that could be used to place a surveillance frogs. It would be better if the dike is given a plastic coating. Or 50 cm from the dike towards the middle of the pond was given a plastic fence so that fish can not get to the edge of the embankment. Vice versa, frogs and eels can not enter the space occupied by fish ponds.

 Controlling Cleanliness Location
Place a clean, less suitable for frogs for prey, because it is less favored by the victim who was also looking for food or rest. Therefore, it is advisable to control weed growth around the dike, or who, stuck into the pool. Location of the many bushes around the pond
grassy ditches and rice fields that can become a frog hangout at noon.
 Discard Eggs from Swimming
Control activities by removing the interference frog eggs are also highly recommended. Eggs that will hatch already causing effects as discussed earlier. To more easily, use seser to collect eggs into a bowl. Further waste eggs on the ground so as not to be hatched.
The most accurate way but it takes time and patience is the eradication of toad mechanically. There catching frogs in the pond and then kill or move to another place. Besides, if it finds a frog egg to immediately dispose of and action on tackling this is done routinely. Eggs can be diserok with scoopnet (small tangguk) of gauze fabric. Eggs are removed from the water will die if exposed to direct sunlight.

Source: Khairul Amri and ToguanSihombing, PT. GramediaPustakaUtama, 2008

Pengendalian Hama Predator Kodok

Pengendalian hama predator ikan

Pengendalian
Kodok dewasa yang hidup di darat merupakan predator yang berbahaya bagi benih ikan. Pada masa kecebong, berudu dan kodok muda, kodok menyaingi makanan ikan dan ruangan tem¬pat hidup sehingga mengurangi kandungan oksigen dalam air dan memperbanyak sisa metabolisms.
Kodok dewasa banyak ditemukan sedang memangsa benih-¬benih ikan di kolam pembenihan dan kolam pendederan dan di sawah jika benih dipelihara di sawah. Benih ikan dan ikan ber¬ukuran besar sering kali ditelan kodok yang kelaparan. Selain benih dan ikan berukuran besar, kodok juga memangsa telur-telur ikan yang akan ditetaskan, sehingga kehadiran kodok di kolam
pembenihan dan pendederan sangat merugikan peternak ikan.


sebagai hewan karnivora, kodok memiliki mulut yang lebar yang berfungsi untuk mempermudah menangkap dan menelan bulat-bulat mangsanya. Dilihat dari warna tubuhnya, kodok hijau
lebih suka mengintai di sekitar benda atau tumbuhan yang ber¬warna hijau sebagai penyamaran. Pada saat mengintai mangsa, kodok mampu bertahan cukup lama berdiam diri tanpa bergerak. Dalam hal menangkap mangsa, kodok cenderung lebih suka menanti korban yang mendekatinya daripada mengejar ke sana¬ kemari.
Jika di kolam pembenihan dan pendederan ditemukan kodok, maka kodok ini harus segera dikendalikan sedini mungkin. Upaya pengendalian kodok di kolam pembenihan' ataupun pendederan yang tidak terlalu luas sangat mudah. Yang sulit adalah pada unit usaha pembenihan yang cukup luas. Sebab, sampai saat ini belurn ada upaya yang efektif membasmi kodok. Meracun kodok dengan bahan kimia akan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar dan sangat tidak dianjurkan. Ada tiga macam pengendalian secara mekanis yang dianjurkan yaitu: perbaikan prasarana perkolaman, pengontrolan kebersihan lokasi, dan pembuangan telur-telurnya.


 Memperbaiki Prasarana Perkolaman

Keberadaan kodok di sekitar area perkolaman umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor ketersediaan makanan berupa benih ikan dan faktor air sebagai media untuk peletakan telur, karena dalam perjalanan hidupnya ia membutuhkan air untuk tempat menetaskan telur dan membesarkan kecebong, berudu, dan kodok mudanya.
Dari pengamatan, kolam yang diisi benih gurami dan lele dumbo lebih banyak didatangi kodok dibandingkan kolam yang diisi benih ikan mas dan nila. Sifat alami benih gurami pada malam hari
yang suka berada di permukaan air dan menepi ke arah pematang atau sifat benih lele dumbo yang aktif mencari makan di malam hari dan sering ke tepian menjadi daya tarik bagi kodok untuk menyergapnya. Sedangkan ikan mas dan nila pada malam hari lebih suka berdiam di pertengahan kolam dan jarang berada di tepi pematang. Kodok lebih menyukai makanan yang bergerak dan mau mendekatinya ke arah tepi pematang.
Untuk mengendalikan keberadaan kodok sangat dianjurkan membeton tepian kolam karena dengan pematang beton ini kodok akan kesulitan mencari tempat duduk yang baik untuk mengintai mangsanya. Bila ia terlanjur masuk ke kolam, ia tidak bisa keluar lagi. Kodok yang tidak memiliki tempat bertengger biasanya tidak akan berhasil memangsa benih ikan.
Pada saat perbaikan pematang, upayakan perataan pematang tanpa ada celah-celah yang bisa dimanfaatkan kodok untuk tempat pengintaian. Akan lebih baik jika pematang tersebut diberi lapisan plastik. Atau 50 cm dari pematang ke arah tengah kolam diberi pagar keliling plastik agar benih ikan tidak bisa mendekati tepi pematang. Begitu pula sebaliknya, kodok maupun belut tidak dapat memasuki ruang kolam yang ditempati benih ikan.

 Mengontrol Kebersihan Lokasi
Tempat yang bersih kurang cocok bagi kodok untuk mengintai mangsanya, karena kurang disukai korbannya yang juga mencari makan atau beristirahat. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mengontrol pertumbuhan rumput di sekitar pematang atau yang -menjulur ke dalam kolam. Lokasi sekitar kolam yang banyak semak
saluran air yang berumput dan persawahan bisa menjadi tempat mangkal kodok pada Siang hari.
 Membuang Telur dari Kolam
Kegiatan pengendalian gangguan kodok dengan cara membuang telur-telurnya juga sangat dianjurkan. Telur yang terlanjur menetas akan menimbulkan efek sebagaimana dibahas sebelumnya. Untuk lebih mudahnya, gunakan seser untuk mengumpulkan telur ke dalam baskom. Selanjutnya buang telur-telur tersebut di darat agar tidak jadi menetas.
Cara yang paling tepat namun butuh waktu dan kesabaran adalah pemberantasan kodok secara mekanis. Tangkap kodok yang terdapat di kolam kemudian bunuh atau pindahkan ke tem¬pat lain. Selain itu, jika menemukan telur kodok agar segera di¬buang dan tindakan ini dilakukan secara rutin. Telur dapat diserok dengan scoopnet (tangguk kecil) dari bahan kain kassa. Telur yang diangkat dari air akan langsung mati bila terpapar sinar matahari.

Sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

famili : Belontiidae - sepat siam

famili : Belontiidae
Nama Indonesia : Sepat siam
Nama Ilmiah : Trichogaster pectoralis (Regan, 1910)
Nama Inggris : Snakeskin gourami


Deskripsi :
- bentuk badan pipih dengan belang berwarna gelap (tidak selalu jelas)
- Terdapat garis sisik tidak beraturan berwarna hitam yang memanjang dari ujung mulut sampai tengah pangkal ekor

Daerah penyebaran : sungai, waduk, dan danau.


sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005

Memacu Produksi Ikan Koi lewat Perlombaan

Memacu Produksi Ikan Koi lewat Perlombaan


Pemerintah berminat membangun Blitar, daerah penghasil koi terbesar di Tanah Air, sebagai minapolitan. Salah satunya melalui Blitar Koi Show sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta pemasaran produksi koi di Blitar.

PERKEMBANGAN budidaya ikan koi atau ikan hoki di Indonesia sebagai salah satu komoditas ikan hias cukup pesat belakangan ini. Terutama di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Hal ini lantaran budidaya koi di Jepang, negara pembudidaya koi terbesar di dunia, mulai terkendala lahan. Sehingga, peluang budidaya di Indonesia masih cukup besar untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat.

Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang dipaparkan Menteri Fadel Muhammad di Blitar (18/4), Indonesia baru menguasai 7,5% perdagangan ikan hias dunia Jadi, masih kalah jauh dari Singapura yang memegang 22,5% perdagangan ikan hias dunia.

"Ekspor ikan hias Indonesia mencapai US$ 10 juta tahun lalu. Sementara, tahun ini diperkirakan mencapai US$ 12 juta," kata Fadel. Dari jumlah tersebut, lanjut Fadel, transaksi koi di Blitar menyumbang sekitar Rp 200 miliar per tahun. Jumlah ini sama dengan 25% dari dana APBD Kabupaten Blitar.

Besarnya transaksi koi di Blitar membuat Fadel ingin menjadikan salah satu sentra koi di Blitar, yaitu di Desa Kemloko, sebagai kawasan minapolitan dan ekowisata. Dengan begitu, pengunjung yang datang bisa bertransaksi sekaligus menikmati wisata koi.

Fadel menganggarkan dana Rp 10 miliar untuk proyek minapolitan Desa Kemloko ini. Dengan proyek tersebut, DKP akan serius mengembangkan potensi ikan hias nasional. Untuk meningkatkan kualitas koi lokal, di kawasan ini sudah tersedia fasilitas Riser Ikan Hias (pusat pemasaran dan pengembangan ikan hias). Di Riser Ikan Hias, hasil budidaya peternak melalui proses karantina sehingga terhindar dari kemungkinan penyakit atau virus.

Pemerintah juga berjanji mendatangkan indukan berkualitas dari Jepang, dan memfasilitasi pengusaha ikan hias berpromosi di pasar luar dan dalam negeri. Untuk memasarkan serta meningkatkan mutu koi lokal. Blitar Koi Club bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar menggelar lomba AU Biliar Koi Show. Ajang tahunan berskala nasional ini sudah mema-suki tahun ke-II.

Sekitar 523 ekor koi dari 14 jenis yang ada berlomba dalam ajang yang berlangsung dari 16 April sampai 18 April 2010 ini. Pesertanya berasal dari Blitar Koi Club, juga para peserta dari wilayah Jawa Timur lainnya. Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jakarta.

"Diharapkan pembudidaya lokal tertantang meningkatkan kualitas koi mereka dengan hadirnya peserta daii luar Blitar yang mengusung koi skala ekspor," kata Sugiharto Budiono, Ketua Asosiasi Pecinta Keji Indonesia yang juga salah satu dewan juri.

Ia juga berharap ajang ini dapat meningkatkan jumlah pembudidaya dan pecinta koi di Tanah Air. Sehingga, membuka akses serta jaringan pemasaran koi lokal di Blitar. Salah satu peserta sekaligus Ketua Blitar Koi Club, Holid Firdaus, menyatakan mendapat banyak keuntungan dari lomba ini. Pasalnya, tak sembarangan peserta bisa mengikuti lomba ini. Bagi penghobi koi, keberhasilan menjadi peserta sama artinya dengan pengakuan publik atas kepintaraan memelihara koi. "Acara ini sekaligus menunjukkan eksistensi Klub Koi Blitar," ungkap Holid.



Sumber : Harian Kontan 21 April 2010,Hal.16

Mystus nigriceps- keting


Famili : Bagridae

Nama Indonesia : Keting, garingan, kebogerang, kelibere, singaringan, berengit.

Nama ilmiah/latin : Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840)

Nama inggris : catfish

deskripsi :

- bentuknya mirip dengan sogo/tagih

- sirip di bagian depan sirip ekor terlihat lebih panjang

daerah penyebaran : perairan sungai, waduk dan danau.



sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005

Setting Up Aquariums: Where Do I Start?

Setting Up Aquariums: Where Do I Start?
by: Joe Haworth


Setting Up Aquariums: Where Do I Start?

Aquarium equipment

To set up fish tank aquariums you will need this equipment: filter, lighting, heater, gravel, plants and décor. You will also want replacement filter media and aquarium test kits to examine water parameters and monitor the nitrogen cycle. I enthusiastically advise buying entire system fish tank aquariums which come with all the necessary aquarium equipment. This means you are not confused as to what precisely you need for setting up your fish tank or bewildered by the range of numerous types of equipment for sale. Purchasing tank aquariums with all you want gives you peace of mind and relieves a lot of pressure!

Establishing your aquarium

Before buying an aquarium you need to decide on the space you have free and investigate the adult size of the fish you want to keep, both of which will suggest the size and shape of aquarium that would be suitable. Considering all this has been carefully designed and your perfect aquarium is sitting with all the essential equipment ready to be set up, you can follow these steps to stress-free successful aquarium setup.

1. Position aquarium (on a stand, if needed) in an area away from direct sunlight, draughts and heat, as these alter the light and temperature of the fish tank. Also make certain that the floor is able to support the total weight of the aquarium when filled with water (approximately 10 pounds per gallon of water).

2. Rinse out the aquarium with water as hot as you can tolerate. Do not use detergents or soaps as residue will be detrimental to tropical fish.

3. Position the under-gravel filter in the bottom of the fish tank (if your aquarium comes with one), following the instructions included.

4. Wash the gravel thoroughly in hot water using a sieve to take out any dust or debris. Add the gravel to the aquarium, covering the under-gravel filter. Create a gentle slope of gravel, deepest at the back.

5. Wash all artificial decorations and plants in hot water and arrange in the fish tank.

6. Fasten the aquarium heater to the inside of the tank with its suction cups but do not plug it in for at least 30 minutes until the thermostat has adjusted to the water temperature, otherwise the heater may shatter. Obviously, you need to have researched the species you anticipate to keep to learn about specific temperature requirements.

7. Set up the aquarium filter following the instructions enclosed, placing the filter media inside.

8. Put a dish on the bottom of the aquarium to break the force of the water and fill the aquarium with water that is at room temperature. Add de-chlorinator to the water if you are using tap water that is unfiltered. Look for any rare leaks as you fill the tank. (They are easily repaired with aquarium silicone).

9. Unless the lighting of the aquarium is previously fitted underwater, place the light on top.

10. Plug in all the equipment and check that everything is working correctly. Ensure there is a dip in the cord before it reaches the electrical outlet, known as a 'drip loop'. This ensures the water drips off onto the floor and does not pass directly into the electrical socket.

Your aquarium is now ready to run in its self but is still not ready for sustaining freshwater fish. Beneficial bacteria needs to be established first, and the aquarium environment then needs to change as new fish are gradually added.

How to proceed after initial aquarium setup

Allow the tank to settle and the water stabilize for some days. During this time you should keep monitoring the water parameters using aquarium test kits to ensure they are ideal for the fish you intend to have (temperature, pH, hardness, and ammonia).

Nitrogen cycle

You will then need to begin the nitrogen cycle so your fish tank will be ready to support healthy tropical fish (see related article 'Setting-Up Tropical Freshwater Fish Tank Aquariums: The Nitrogen Cycle').

Aquarium care

When the nitrogen cycle is finished and you start adding fish to your fish tank, you should start on a maintenance plan. Each day make sure that fish are healthy, especially during feeding times, and make sure that the filters and heaters are functioning properly. Wash your tank every one to two weeks and carry out 25% water changes once a month.

http://www.tropical-fish.me

http://www.enigma-webdesign.com

About The Author
This article is brought to you in association with Enigma Web Design


The author invites you to visit:
http://www.tropical-fish.me

Article Source:
http://www.articlecity.com/articles/pets_and_animals/article_2239.shtml

Where’s the best place to put Google Adsense Ads?

Where’s the best place to put Google Adsense Ads?
by: Diane Nassy
Why, on your web pages of course. Ok, just kidding. The real question should be: “Is there really any truth to the rumors that where you place those Google AdSense ads can actually improve response?” According to my best information, the answer to that question is: Yes.

Google’s own AdSense experts say that that there is a direct correlation between the placement of the AdSense ads and the resulting clickthrough.

When ads are placed in “content zones”, rather than in “advertising zones”, response rates on Google AdWords goes up. There are also indications showing that ads appearing on the right side of the page get clicked more than ads appearing on the left side.

Advertising analysts with degrees in human behavior and psychology have spent thousands of man-years (people-years?) studying how people read printed and Internet content and what it takes to get them to respond to ads. While some of these studies are proprietary, or are only available to anyone with $10,000 or more to spend on a copy, other studies have been made public and can be read by anyone who is interested.

Google themselves has released some relevant information which is focused directly on increasing your Google AdSense response. You can read their findings here (https://www.google.com/support/adsense/bin/static.py?page=tips.html).

Of course, all of the studies in the world aren’t worth a hill of beans if the findings don’t work on your web site. That’s why it is important to test, test and test again. Experiment with your Google AdSense placement and track the results over a period of time. Google provides response tracking tools in your AdSense control panel. Learn how to use them. As you begin to see what may be only subtle differences in response, you’ll be able to determine what works best for your particular site. But don’t get complacent. What’s working for you now might not work next month if you change your site design or content.

One of the most important factors in determining placement of your ads is the type of content that your site delivers. If you are primarily an e-commerce site, and you have a lot of pictures and ad copy for your own products competing for attention against AdSense ads, then it is going to be a particularly tough challenge getting any kind of decent Google AdSense clickthrough. It is situations like this that require very thorough testing and a lot of trial and error.

Blogs seem to have a lot of success generating high response rates to Google AdSense listings. Perhaps it’s because blog readers realize that ad revenue is the only way that their favorite blogmaster can keep the lights on, so the readers think of clicking on ads as a way to make a donation.

Regardless of what the experts say, your best bet is to tailor your Google AdSense ad placement to what your own experience shows works best for you. In the end, you’re the only expert who matters.

About the author:
Diane provides marketing and internet profit tips.
For more Google AdSense tips, visit http://www.adsense.deeljeabiz.com
Email : deeljeabiz@gmail.com


Circulated by Article Emporium

Ekspor ikan hias diduga naik 20%

Ekspor ikan hias diduga naik 20%
OLEH BAMBANG SUTEJO



Potensi budi daya ikan hias tahun ini diperkirakan menyumbang pendapatan ekspor hingga US$12 juta atau naik 20% dibandingkan dengan realisasi 2009.

Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggenjot ekspor ikan hias itu dengan mengincar pangsa pasar baru ke sejumlah negara, a.l. Timur Tengah, termasuk Iran.Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan pusat pemasaran ikan hias (riser), mengadakan pameran dan bursa ikan hias serta memfasilitasi pengusaha ikan hias berpromosi di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

"Melihat ini peluangnya masih sangat besar mengingat potensi sumber daya ikan hias Indonesia sangat besar dengan produksi hingga 1,5 miliar ekor. Pasar baru yang bisa dilirik adalah Timur Tengah termasuk Iran," katanya di sela-sela acara All Blitar Koi Show 11 di Blitar, kemarin.Tahun lalu, dia menyebutkan ekspor ikan hias mencapai US$10 juta dengan hanyamemberikan koniribusi 7,5% dari pangsa pasar ekspor ikan hias internasional.Negara tujuan utama ekspor ikan hias nasional selama ini adalah Singapura, China, Malaysia, Hongkong Jepang dan Korea Selatan serta Uni Eropa.Fadel mengakui selama ini perhatian KKP terhadap pengembangan budi daya ikan hias masih kurang memadai.

"Padahal, potensi-pasar ikan hias internasional mencapai US$40 juta hingga US$45 juta per tahun. Ini belum dapat dimanfaatkan Indonesia sebaik-baiknya. Indonesia kalah jauh dibandingkan Singapura yang tidak memiliki potensi sumber daya yang memadai." Terkait pengembangan spesies ikan koi, kementerian terkait akan menetapkan Blitar sebagai daerah tujuan wisata khusus koi. "Kami akan undang berbagai pedagang maupun penghobi koi untuk datang ke Blitar. Dengan begitu transaksi ikan hias ke depan dapat menyumbangkan devisa lebih besar."Fadel melihat potensi Blitar dalam pengembangan budidaya koi yang sangat besar. "Adanya kontes koi secara nasional yang hingga kini diselenggarakan hingga 11 kali menunjukkan prestasi Kabupaten Blitar dalam budi daya koi sangat menonjol.


Sumber : Bisnis Indonesia 19 April 2010,Hal.i7

Why It's a BAD Idea To Promote Hot Selling Products on eBay

Why It's a BAD Idea To Promote Hot Selling Products on eBay
by: Alexis Dawes
Copyright 2005 Alexis Dawes

Do a quick search on Google, Yahoo, or your favorite auction resource site, and you'll quickly discover there are several software programs targeted to vendors who want to promote hot selling products on eBay.

The infatuation with hot selling products exists because sellers believe if you target items that have a robust sales pattern, you'll have a better chance at profiting on eBay. This is both true and false.

Yes... hot selling products can improve your bottom line. But unfortunately by the time the average eBay seller (a) realizes what the hot selling products are, (b) purchases stock to sell on eBay, and (c) actually puts the items up for sale, the demand is already being met by other eBay sellers who probably started the hot selling product trend some time ago.

Not only that, with thousands of people also having access to the same hot selling product lists, you'll have to contend with other eBay vendors who have the exact same ideas that you do. So you'll be up against the original sellers who are currently feeding the demand, AND doing the tango with newer sellers who have jumped on the same hot selling product bandwagon that you did.

Okay maybe this won't happen to you.

But suppose it does.

What if competition becomes so great that prices start dipping below the wholesale cost that you paid for the item? (It happens all the time on eBay.) And what if you lose $100, $200, or even $1,000 on inventory that you thought would be flying off the shelf? Suddenly that hot selling item is looking rather cold sitting in your garage collecting dust.

So if not hot selling products on eBay, then what?

Do what the majority of PowerSellers do. Sell what you want, instead of what's hot. Repeat after me, "Every day ordinary items sell extremely well on eBay... Every day ordinary items sell extremely well on eBay... Every day ordinary items sell extremely well on eBay." Allow this to become your mantra, because it is very much true.

I know this from first-hand experience as I analyze top sellers instead of hot products. And my research has continuously shown me that mediocre products don't necessarily translate into mediocre sales.

For instance, there's a seller right now who clears about $1,000-$2,000 a week selling magnets. And that's AFTER eBay and PayPal fee's. Another seller promotes homemade CD's to a specific audience and clears $900-$2,000 a week. A few sellers make $500-$700+ a week - after expenses - promoting public domain information. And the cool thing about public domain information is that anybody can sell it because it's free. So that's pure profit by selling something they never paid for. Talk about the ultimate arbitrage opportunity!

The ultimate key in succeeding no matter what product you end up selling, is to build a successful strategy. To figure out 'how' to profitably market what you have, instead of chasing after the next great thing. Because once you have the strategy part down, you can sell anything on eBay and make it a hot seller to your bank account.


About the author:
Alexis Dawes is a student of eBay sales strategies, instead of hot selling products. She's the developer behind Auction Seller Analyzer, a Windows-based application that inspects eBay sellers auctions to determine the winning strategies they're using. You can get more information about Auction Seller Analyzer at (http://www.AuctionSellerAnalyzer.com).


Circulated by Article Emporium

Winning the (r) Google AdSense War

Winning the (r) Google AdSense War
by: Willie Crawford
Some owners of content sites are earning four and even five-figure incomes per month selling "nothing." They're doing this by selling their targeted traffic to other websites through Google's AdSense program.

If you're not familiar with (r)AdSense, it's where (r)Google pays website owners ("publishers") to run ads on their sites. Google accepts paid ads from advertisers, and then shares this revenue with the publishers who allow these ads to be displayed on their sites. They pay based upon clicks generated from the publishers' sites.

Many publishers have discovered that running Google AdSense ads is more lucrative, and less trouble, than marketing their own products or services. So an entire industry has sprang up around monetizing websites using AdSense and other pay-per-click programs.

The "industry" is mature enough that seminars are even held that teach how to best monetize your content sites. I'll be attending a seminar, in New Orleans, Louisiana, on September 9th - 11th, 2005, that has this very focus. You can read more about it at: http://WillieCrawford.com/new-orleans-seminar.html

Since MOST people I've communicated with aren't earning four or five-figure incomes per month, let's examine how you increase your chances of earning these amounts.

First of all, your website has to be on a topic (a niche) where people are spending lots of money. There are niches where advertisers often spend $40 - $50 per click... just to get visitors to their websites. Obviously, these visitors buy "things" on these websites that make it worthwhile to pay that much for the traffic.

In case you're wondering what keywords any "sane" marketer would spend $50 on a single click for, read on...

Certain visitors to websites, that later convert to customers, could literally be worth thousands, even millions, to marketers. These marketers know the lifetime value of their visitors, and have the conversion rates calculated! Markets where customers can be this lucrative include legal/lawsuits, medical, higher education, real estate, new and used vehicles, investments, travel, and products offering residual income. There are many others.

I actually have a list of over 9000 keywords that I consult when building a new site, or optimizing an existing site. Doesn't it makes perfect sense to create sites that attract visitors with a high value-per-visitor?

You can grab a copy of my list along with a few personal notes on how to monetize these high-value keywords at: http://9000TopPayingKeywords.com

The keywords on the list above range from 93 cents to $108 per click. There ARE higher priced keywords but you probably don't want to focus on them since the competition can be incredibly cutthroat. There are niches where your competitors will actually sabotage your efforts. Money does that to some people :-)

It makes economic sense to build a site around topics where people are actually spending money already.

It makes sense to target a market where people have money to spend - and they expect to spend it on products similar to yours. In that sense, you can even set up site designed to generate traffic for governmental agencies, foundations, charities, etc. It's all about getting in front of the traffic and then re-directing that traffic to those willing to pay for it.

When setting up content sites, it's important that you not violate the terms-of-service at the pay-per-click management firm that you plan on using. For example, Google actually tells you that you should not build sites just for their AdSense program. Yet, they need sites to display their customers' ads in order for their program to work.

It's a delicate balancing act. Google wants to deliver relevant clicks to their customers. They know that traffic coming from "junky" or "spammy" sites may not convert as well for their customers. This would lower their customers ROI, and lead to many unhappy customers. This would drive Google's customers to their ever-growing competitors.

Google wants webmasters that have quality, targeted traffic to run AdSense Ads. When you set up a free blog on Google's Blogger.com they even have the AdSense invitation "programmed" into the signup process.

So how DO you win the Google AdSense War and get your share of that multi-billion dollar advertisers' revenue stream? You build high-quality content sites that focus on niches where people are spending money. It's as simple as that. You let those already doing it teach you what works best - it's a easy as that!

About the author:
Willie Crawford has taught PROVEN Internet marketing
techniques to thousands of successful Internet
entrepreneurs since late-1996. Grab a free copy of
his comprehensive, 20-Lesson Internet Marketing
Success Course now at: http://WillieCrawford.com


Circulated by Article Emporium

Famili : Bagridae


Famili : Bagridae

Nama Indonesia : Baung, Baung putih, tagih, beong, sogo
Nama Ilmiah : Mystus nemurus (Valenciennes, 1840)
Nama Inggris : Asian redtail catfish

deskripsi

- bentuk mirip ikan keting
- sirip dibagian depan sirip ekor pendek dan berwarna kekuningan
- termasuk ikan buas, makanannya anak ikan dan udang

daerah penyebaran : sungai, waduk dan danau seluruh Indonesia.


sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005

Famili : Anguillidae


Famili : Anguillidae

Nama Indonesia : Sidat
Nama Ilmiah/latin : Anguilla spp.
Nama Inggris : Eels


Deskripsi :
1. Bentuknya panjang, lurus dengan sirip punggung yang panjang dan menyatu dengan sirip ekor dan kemudian bersambung
dengan sirip dubur (anal fin)
2. Umumnya ikan betina lebih besar daripada ikan jantan
3. Bersipat predator dan merupakan ikan ekonomis penting
4. Ikan dewasa kebanyakan hidup di air tawar tetapi kembali ke laut untuk memijah
5. Kebanyakan hidup di sungai-sungai yang bermuara ke laut yang dalam

daerah penyebaran : sungai-sungai di sumatera, pesisir selatan jawa, pesisir timur kalimantan dan sulawesi.

sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005

Ikan air tawar - Anabantidae




Famili : Anabantidae

Nama Indonesia : Betok, Betik, bato, harfan, puyu, pepuyu, papuyu,puyo-puyo, oseng, kusa, kasang, hoseng, useng
Nama Ilmiah/latin : Anabas testudineus (bloch, 1792)
Nama Inggris : Climbing perches

Deskripsi :
- bentk badan agak lonjong dan berwarna hijau kehitaman
- mempunyai organ nafas tambahan sehingga mampu hidup di habitat lumpur atau airnya sangat sedikit dimana jenis
ikan lain sudah tidak dapat hidup.
- kemampuannya untuk (seperti) berjalan didukung oleh gerakan ekornya, sirip dada dan tutup insangyang keras
- bersipat predator dan hama di kolam budidaya.

Dearah penyebaran : sungai, rawa, danau

sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005

predator benih ikan - Kodok

KODOK

Kodok (frog) merupakan hewan amfibi bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Untuk membedakannya dengan katak, kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya, katak berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerap kali kering, dan kaki belakangnya pendek, sehingga kebanyakan katak kurang pandai melompat jauh. Sementara kodok melompat cukup jauh.
Kodok dengan nama species Rana sp. memiliki banyak nama lokal, misalnya bangkong (Sunda), koncek (Sumatera Barat), dan tohuk (Sumatera Utara) serta beberapa nama lainnya.

Kodok yang banyak menjadi hama atau predator benih ikan adalah jenis kodok kolam yang hidup di sekitar kolam, saluran air dan sungai; kodok kongkang gading di kolam dan telaga; kodok hijau di sawah-sawah; dan kodok tegalan di sawah dan tegalan.
Sebagian besar masyarakat sudah mengenal kodok, dengan ciri-ciri bentuk luar badannya antara lain:

1) Kaki 1 pasang, terdiri dari 2 lipatan siku, yaitu paha, paha kecil, tulang kering serta telapak dan jari.
2) Memiliki 5 jari kaki yang dilengkapi kulit tipis seperti jari-jari itik yang berguna untuk berenang. Jari keempat lebih panjang dibanding jari-jari lainnya.
3) Tangan 1 pasang, terdiri dari 1 lipatan siku, yaitu lengan dan pergelangan serta telapak dan jari.
4) Memiliki 4 jari tangan, tapi tanpa kulit tipis seperti pada jari-jari kakinya. Ibu jari memiliki kuku dan jari-jari lainnya memiliki alat perekat seperti jari-jari cecak yang berfungsi untuk memudahkannya meniti di kayu atau benda lainnya.
5) Perbandingan ukuran badan, yaitu panjang dan lebar, kira-kira 4 : 1.
6) Memiliki mulut yang lebar dan kepala berbentuk segitiga meruncing ke depan atau ke ujung mulutnya.
7) Kodok tidak jelas terlihat memiliki gigi; makanan biasanya langsung ditelan.
8) Memiliki sepasang mata berukuran sedang dan posisinya di kepala, mirip dua gundukan di kiri-kanan kepalanya.
9) Badannya berkulit licin, warna pada punggung gelap dan pada bagian perut lebih terang.
10) Tubuh kodok hijau dan kodok cokelat semakin mengecil ke arah anus. Jenis kodok macan memiliki warna loreng mirip tanah liat dan di bagian punggungnya terdapat tonjolan mirip punggung onta.


Adapun sifat-sifat biologis kodok adalah sebagai berikut :
1) Menghabiskan masa hidupnya di dalam air sejak dari telur hingga menjadi kecebong, lalu tumbuh kaki, selanjutnya tumbuh tangan dan menjadi katak muda. Kehidupan selanjutnya lebih banyak di darat meskipun sekali-kali ia masih mampu berada di dalam air.
2) Memiliki kemampuan berenang dan melompat secara sempurna yang didukung oleh bentuk morfologi kaki, tangan, dan jari-jarinya. Suka bersembunyi pada rumput-rumputan atau lobang-lobang pematang kolam atau
bertengger pada benda apa saja yang bisa ia naiki untuk mengintai mangsanya.
Memangsa benih ikan dengan cara menyergap secepat kilat dengan memanfaatkan mulutnya
yang lebar. Tangannya jarang berfungsi untuk memegang benih yang baru dicaploknya.
Memiliki sifat menyendiri dan tidak memiliki
sifat membunuh atau memakan sesama jenis.
6) Suka menyambar serangga yang beterbangan
di sekitarnya, baik yang di permukaan tanah maupun di udara. Lebih sering aktif pada malam hari (nokturnal).

Kodok mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Sekali bertelur bisa menghasilkan 5.000-20.000 butir—tergantung kualitas induk dan berlangsung tiga kali dalam setahun.

Telur-telur kodok menetas menjadi berudu atau kecebong (tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahanlahan kaki belakang tumbuh, yang kemudian diikuti dengan kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah itu, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok kecil.
Kodok kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi untuk memanggil sang betina, dari tepian atau tengah perairan. beberapa jenis, kerap membentuk 'grup nyanyi', di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan.

Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan, kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Jenis kodok hijau lebih banyak menempati daerah rawa-rawa, genangan air, dan kolam. la lebih suka bertengger di sekitar tanaman air yang terapung. Sedangkan kodok macan lebih banyak mendiami daerah persawahan. Kodok ini lebih suka berdiam di celah-celah pematang sawah atau pematang kolam. Keberadaan kodok biasanya memang tidak jauh dari genangan air, karena air merupakan media dan habitat yang dilaluinya pada tahap perkembang biakannya.

Untuk menjamin kelangsungan hidup telur, induk kodok akan meletakkan telur-telurnya di air yang dianggapnya aman dan tidak tercemar racun yang mematikan. Di area persawahan, perkolaman, genangan air dan selokan dangkal biasa ditemukan kecebong tersebut. Di lingkungan perkolaman, jumlah populasi kodok dipengaruhi oleh jenis prasarana kolam yang ada. Misalnya, kodok akan lebih banyak berkembang pada kolam-kolam tanah, dibanding pada kolam-kolam beton.

Di areal perkolaman dan persawahan, khususnya pada malam hari, tidaklah sulit untuk menemui beberapa kodok. Induk atau kodok dewasa aktif pada malam hari. Pada masa perkawinannya, sering terlihat kodok jantan berada di atas punggung induk betina. Hal ini lebih sering terjadi pada malam hari dan menjelang fajar tiba, layaknya seperti proses pemijahan induk ikan.

sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2008