cara menghitung umur, panjang dan bobot badan ikan

cara menghitung umur, panjang dan bobot badan ikan

cara menentukan umur
umur ditentukan sejak telur menetas

cara mengukur panjang total
cara mengukur panjanng total benih dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam satuan centimeter atau millimeter.

cara mengukur panjang standar
cara mengukur panjang standar dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor yang dinyatakan dalam satuan centimeter.

cara mengukur panjang kepala
cara mengukur panjang kepala dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung tutup insang yang dinyatakan dalam satuan centimeter.

cara mengukur tinggi badan
cara mengukur tinggi badan ikan dilakukan dengan mengukur garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan centimeter.

cara mengukur bobot badan
cara mengukur bobot badan ikan dilakukan dengan menimbang ikan per individu yang dinnyatakan dalam gram.

sumber: Khairuman, SP dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si, Agromedia Pustaka, 2008

Takalar Kembangkan Budidaya Rajungan

Takalar Kembangkan Budidaya Rajungan PDF Print E-mail

Permintaan ekspor rajungan (Portunus pelagicus) kian naik dari tahun ke tahun. Sayang, ketersediaan kepiting laut ini justru semakin menyusut. Sebab selama ini pemenuhan permintaan rajungan lebih banyak mengandalkan hasil tangkapan alam.

Fenomena tersebut antara lain bisa dilihat di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Menurut survei dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, wilayah peraiaran selatan Kecamatan Galesong memperlihatkan penurunan rata-rata 10,35 kg hasil tangkapan berukuran lebih besar dari 125 gram, menjadi 6,95 kg dengan kisaran ukuran 80 - 125 gram dalam ukuran 4 - 5 tahun terakhir.

Berangkat dari sini, maka BBAP Takalar yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis, (UPT) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, berupaya mengembangkan pembenihan dan budidaya Rajungan. Kepala BBAP Takalar Sugeng Raharjo, A.Pi mengatakan, usaha budidaya rajungan mulai dari pembenihan hingga pembesaran ini bertujuan untuk menghasilkan teknologi budidaya yang efektif, efisien dan mudah diadopsi oleh masyarakat.

Keberhasilan pengembangan teknologi ini diharapkan bisa memberi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat. Dengan demikian akan ada penurunan prosentase tingkat masyarakat miskin dan ujung-ujungnya bisa memberikan konstribusi pada PAD serta peningkatan nilai ekspor non migas. Lebih dari itu juga diharapkan bisa menyediakan sumber bahan baku rajungan.

Upaya pengembangan teknologi budidaya rajungan ini telah dirintis oleh Balai Budidaya Air Payau Takalar sejak tahun 2004 dan telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Hal in dapat dibuktikan dari tingkat kelangsungan hidup larva rata-rata mencapai 30 – 45 % hingga ukuran crablet 10. Untuk memperoleh hasil tersebut di gunakan induk yang dipelihara dalam bak dan dilengkapi dengan substrat pasir yang bersekat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. hal ini guna mengantisipasi sifat kanibalisme (saling memakan) dengan kepadatan 1 ekor/sekat. Fungsinya untuk mengantisipasi sifat kanibalisme (saling memakan).

Penanggung jawab divisi Rajungan, BBAP Takalar, Eddy Nurcahyo menyebutkan asumsi biaya produksi rajungan per siklus Rp. 4.700.000. Dengan perkiraan hasil penjualan pada harga rata-rata Rp. 250 – Rp. 300 per individu, maka akan diperoleh keuntungan Rp.2.770.000 per siklus produksi yang berlangsung kurang lebih satu bulan."Analisa usaha budidaya rajungan ini cukup menguntungkan," kata Eddy.

Ditambahkan Eddy, sebaran benih rajungan yang telah dihasilkan oleh BBAP Takalar sampai dengan 2009 ini telah didistribusikan ke berbagai wilayah. Antara lain Jawa Timur dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Takalar, Barru, Maros, Surabaya. untuk mekanisme pembelian benih bisa langsung mxenghubungi balai.

Dan sebagai upaya aplikasi teknologi telah dilaksanakan kegiatam diseminasi budidaya kepada masyarakat di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Barru, Maros, dan Takalar.



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

My website needed more targeted traffic. Guess where I found it?

My website needed more targeted traffic. Guess where I found it?
by: Brian McGregor
There’s nothing new about using joint ventures (JV's) to get traffic to websites. And good information is freely available from many internet marketing sites on how to set up JVs.

This article is for the 97% of webmasters who aren’t aware of a particularly powerful JV partner who already exists, and is willing to work with you.

Before I reveal all, let me just check...

Like me, I would image you’d be happy if:

* Your JV partner’s site gets huge traffic.
* The vast majority of page views are by targeted traffic.
* You can create links wherever YOU like from their site.
* You can start now. There’s no delay in setting up the JV.
* The JV continues as long as you want.
* It costs you pennies to set up and run.

Does that sound like it’s what you’re looking for in a JV?

If so, welcome to eBay. You’re new joint venture partner.

But I Thought...

"eBay?" I hear you ask, "Isn’t eBay just an auction site?"

Well, it certainly started as an auction site. Today, eBay is an ecommerce phenomenon.

* eBay’s 1.5 billion page views puts it in sixth place on Alexa traffic rankings. Ahead of Amazon, AOL and CNN.
* eBay members make 79 million targeted searches for items each day.
* There are 35,000 categories within which to place items for sale.
* There are eBay auction sites in 27 countries.
* eBay has 125 million registered users.
* 40,000 new members join eBay each day.

What we have here is a hugely successful internet business with massive traffic. And, thanks to eBay’s sophisticated categorization and searching mechanisms, the traffic is totally targeted.

More importantly, there are several smart ways to drive eBay’s targeted traffic to your own website. All of these clever methods add up to what I call the eBay Traffic Funnel.

Does it work? Well, I sell a communications product from my website. I run 5 simple auctions in the appropriate categories using the principles of the eBay Traffic Funnel. Each auction costs me 30 cents and runs for a week. I get around 300 targeted leads from these auctions to my website every week. Not bad for one dollar fifty!

Let me show you just one of the ways to get hold of that targeted traffic...

Sell, Sell, Sell

First of all, you make eBay part of your marketing mix. You start selling your products on eBay.

Why do I say this? Well, eBay isn’t just for mom and pop businesses anymore. IBM, Disney, Motorola, Xerox and Dell, are just a few of the major corporates that now use eBay as an additional sales and lead generation channel.

Creating eBay auctions is easy. Anyone can do it - literally. But if you don’t want to learn, you can use a Trading Assistant. These are eBay experts who will create, run and manage auctions on behalf of others for a percentage of sales or a small fee.

When you set up your auction one of the decisions you make is in which category to place your item. This is important. Visitors to your auction page - just by being there - have self qualified themselves as being in the market to buy products in that category. This is targeting in real time.

But merely creating the auction isn’t the trick. Here’s the key tip. In your auction page, make sure you tell your viewers that if they’ve any questions about your auction, your products or your policies, they should email you. And encourage them to do this by having a live email link in your auction, like this one brian@more-auction-sales.com

As soon as they make contact with you, you’ve acquired a targeted lead you wouldn’t have got any other way. You can start building a relationship. You can get them on your list, direct them to your website and start selling to them.

Pieces of Eight

I’ve only the space to show you one way in which you can direct your share of eBay’s targeted traffic to your website. There are eight ways in total. If you want to know the other seven, you’ll find them in my free ebook ‘The eBay Traffic Funnel’. You can get this here: http://www.more-auction-sales.com/websites

Setting up a JV with eBay can produce significant results. There isn’t another business on the web that gives you access to the targeted traffic eBay supplies for the price of a few pennies. Best of all, 97% of webmasters have yet to realize the power of this. The opportunity for you and your website is there for the taking.


About the author:
Brian McGregor specializes in showing website owners how to make more money from their sites by applying inventive and original use of eBay. For free information on how to use the power of eBay to make more money with your website, visit http://www.more-auction-sales.com/websites

These 3 Freshwater Fish Are For Your Tank

These 3 Freshwater Fish Are For Your Tank
by: Paul Curran


The Lemon Tetra, the Leopard Corydoras and the Orange Chromide are three freshwater fish suitable for your tank. Find out about their behavior, what they look like, water conditions, how to feed them and how to breed them.

Lemon Tetra - Hyphessobrycon pulchripinnis (Family: Characidae)

Behavior:A very popular fish, well suited to a community tank, it is best to have say up to six of them in a small shoal. It is peaceful, active (good swimmer) and a sturdy fish.

Water and Tank Conditions:You need plenty of swimming space for this tetra and a tank temperature between 22 and 26 degrees centigrade.

Features and Colors:Seldom get to be more than 5 cms. Difficult to see the differences between male and female. The female is generally the bigger of the two but you cannot rely on this. As its name suggests it has a silvery yellow tint and a noticeable feature is its eye that is red in the upper part and yellow in the lower part.

Feeding:Not a fussy eater but give it a live meal now and again to maintain optimum health.

Breeding Conditions:t is very important to select a compatible pair for mating and it is advisable to condition the female before breeding. The breeding tank itself should be thickly planted and have water with a temperature of 26 degrees centigrade, a depth of about 15 cms and no gravel on the bottom.

The parents are cannibals so a lot of eggs will get eaten! So try to remove the fish after spawning has taken place. Low light conditions are recommended for incubating the eggs. Feed the hatched fry on the usual infusoria etc.

Leopard Corydoras - Corydoras julii (Family: Callichthyidae)

Behavior:They are active fish and well suited to a community aquarium. They are very good scavengers and will live a long time.

Water and Tank Conditions:The usual tropical tank temperatures range will be fine though it will survive in a wider range than normal.You will need to ensure there are plenty of hiding places for it.

Features and Colors:The head and top half of the body are scattered with black spots. These tend to merge forming horizontal lines along the flanks. The caudal fin also has spots and the dorsal fin might have a large spot at the top.

The overall body color is a white gray mixture. There are a few other species of the Corydoras genus you might be interested in.

The Corydoras nattereri that goes up to 6cms, the Corydoras arcuatus, that reaches 5 cms, and the Corudoras aenus growing up to 9 cms. The main colors are white-mauve, silver-brown-blue and bronze-green respectively.

Feeding:A large variety of food can be given as they are not particular.

Breeding Conditions:The male's pelvic fins are longer and more pointed than the female and it is also a bit smaller. Not easy to breed in the aquarium. It is suggested that three or four males should be partnered with the one female.

Eggs will be laid in the breeding tank on slate or flat stone and are in danger of being eaten by the fish so beware. Fry will hatch in three or four days and are easy to bring up.

Orange Chromide - Etroplus maculatus (Family: Cichlidae)

Behavior:This is a small member of the Cichlidae family (7.5 cms) and as it is one of the more peaceful ones it is suitable for your community tank. Best in a small shoal with its own kind as it is a bit shy. Also known as the Orange cichlid.

Water and Tank Conditions:A tank that is well planted is needed and a temperature range of 22 to 24 degrees centigrade is adequate.

Features and Colors:It is also known as the orange cichlid due to the orange color of its belly and throat. It's back is olive colored and sides are a light yellow. Its fins are also yellow apart from the ventral fins that are black.

The anal fins are also edged black. Along the mid-line of the body are several large spots. And each scale also has a spot, a red one.

Feeding:Can be fussy at times and refuse to eat dry food or any type of food on occasions.

Breeding Conditions:Not that easy to breed. Increase the breeding tank temperature by two degrees. The pair to be bred need to be separated and conditioned prior to placing them in a thickly planted breeding tank. Try something like a plant pot turned on its side for the fish to spawn in as well as the plants.

Eggs, dark in color, will be attached to the underside of leaves or the pot by threads. It is advised to leave the fish in the breeding tank for about two weeks after spawning takes place even thought the fry will have hatched after several days.

Three freshwater fish for tank conditions have now been described and give you more options when deciding what other fish you can add to your community tank. When you do add more make sure you have enough capacity for them.

About The Author
Paul Curran is webmaster at Fresh-Water-Aquariums-Guide.com and provides a care information system for fresh water aquariums. Get your FREE E-Course on how to set up and maintain a beautiful aquarium, have the healthiest, happiest fish around AND learn about more freshwater fish in your tank at http://www.fresh-water-aquariums-guide.com/freshwater-fish-for-tank/



The author invites you to visit:
http://www.fresh-water-aquariums-guide.com

Maggot Pakan Alternatif

Maggot Pakan Alternatif PDF Print E-mail

Makin ketatnya persaingan di pasar internasional telah menuntut produsen perikanan dunia untuk berlomba menghasilkan produk berkualitas terbaik dengan harga terendah. Karena itu selain tak henti melakukan pembaruan teknologi, efisiensi produksi juga kian nyaring digaungkan oleh banyak pihak, terutama dalam hal pakan. Sebab biaya pakan menyumbang sekitar 60% terhadap biaya produksi usaha perikanan budidaya.

Sampai sekarang ini, harga pakan cenderung naik dari waktu ke waktu akibat kian menipisnya ketersediaan tepung ikan sebagai bahan baku utama pakan. Lebih celaka lagi, Indonesia selama ini menggantungkan se bagian besar pemenuhan tepung ikan dari pasokan impor sehingga sulit menghindari melambungnya harga pakan.

Namun kebingungan soal pakan tidak perlu lagi dikahawtirkan lagi, Sebab putra-putri Indonesia sudah bisa menemukan bahan pengganti tepung ikan. Bahan yang dimaksud adalah maggot. Yani larva lalat bunga dari spesies Hermetia illucens (larva Black Soldier Fly) yang diproduksi melalui proses biokonversi. Biokonversi ini merupakan proses untuk mengubah bentuk dari produk yang kurang bernilai menjadi produk bernilai menggunakan agen biologi.

Maggot, Menguntungkan

Maggot memang layak jadi harapan baru di bisnis perikanan budidaya. Hasil penelitian dari Loka Riset Kemeneteriean Kelautan dan Perikanan menyebutkan, maggot memiliki kadar protein yang sama dengan tepung ikan yaitu sekitar 40-50%. Kelebihan lainnya, maggot mudah dibudidayakan secara massal dengan menggunakan bungkil kelapa sawit (Palm Kernel Meal/PKM) sebagai media tumbuh.

Tentang maggot, keberadaanya bisa ditemui hampir di seluruh dunia dengan ukuran larva sekitar 2 cm. Beberapa kelebihan belatung ini antara lain bisa mereduksi sampah organik, bisa hidup dalam toleransi pH yang cukup luas, tidak membawa atau menjadi agen penyakit, masa hidup cukup lama (± 4 minggu) dan untuk mendapatkanya tidak memerlukan teknologi tinggi,.

Sementara Black Soldier Fly (Hermentia illucens)—sang lalat—adalah serangga yang hidup di pepohonan yang berbunga. Sari bunga (madu) merupakan makanan utamanya. Siklus hidupnya selalu melakukan metamorfosa seperti kupu-kupu. Selanjutnya, si prajurit hitam yang sudah dewasa akan kawin dan selanjutnya meletakkan telurnya pada media yang memungkinan sebagai makanan bagi larvanya. Dalam waktu 2-4 hari telur akan menetas menjadi maggot kecil, selanjutnya akan bertambah besar sampai 2 cm pada umur 4 minggu. Sampai umur 2 minggu maggot masih berwarna putih dan selanjutnya warna semakin berubah menjadi kekuningan sampai hitam dan menjadi pupa pada umur ± 4 minggu. Setelah 4 minggu pupa akan menetas menjadi serangga dewasa.

Mengenai kandungan gizi maggot jika dibandingkan tepung ikan secara umum tak kalah. Maggot juga mengandung asam amino dengan kadar yang sedikit lebih rendah daripada tepung ikan. Sedangkan kandungan asam lemak linoleat (n-6) tepung maggot lebih tinggi daripada tepung ikan.

Budidaya Maggot

Saat ini budidaya maggot telah dilakukan di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi Kapasitas produksi mencapai 200-300 kg/minggu. Kapasitas ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan peningkatan fasilitas, terutama wadah budidaya. Pengembangan budidaya maggot kini masih terus dikaji, baik terkait dengan nilai gizinya ataupun prospek pengembangan dan aplikasinya sebagai pakan ikan maupun sebagai pengganti tepung ikan.

Sebagai media tumbuh maggot dipilih bungkil kelapa sawit. Alasannya karena bahan ini mempunyai kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan produk limbah lainnya seperti ampas tahu, ampas kecap serta ketersedianya cukup banyak dan kontinyu di Jambi.

Budidaya maggot bisa dilakukan pada skala kecil dengan menggunakan drum/baskom dan skala besar pada bak-bak yang berukuran besar yang kedap air. Fermentasi bungkil kelapa sawit menggunakan air dengan perbandingan 1 bagian bungkil kelapa sawit dengan 2 bagian air. Bungkil yang telah dicampur air dimasukan dalam tong/baskom atau bak berukuran besar dan ditempatkan di ruangan terbuka.

Agar media tidak terkena air hujan, wadah budidaya diberi atap sebagai pelindung. Disamping itu untuk memudahkan lalat Black soldier menempelkan telur maka di atas media fermentasi ditempatkan daun kering. Setelah 2-4 minggu pemeliharaan, maggot sudah bisa dipanen. Ukuran panen disesuaikan dengan bukaan mulut ikan yang akan diberi pakan maggot (jika maggot segar).

BBAT Jambi menyebutkan, bahwa untuk setiap 10 kg bungkil kelapa sawit dalam tong/baskom bisa menghasilkan 3-3,5 kg maggot. Sedangkan untuk 1 unit bak 3 x 10 m bisa menghasilkan 150 - 316 kg maggot (PKM 350-750 kg). Dengan kata lain, 1 kg maggot bisa dihasilkan dari 3 kg bungkil kelapa sawit (konversi PKM : maggot=3:1) dalam waktu 2-4 minggu.

Sayangnya, budidaya maggot ini masih terkendala pasokan sulitnya mendapatkan bungkil kelapa sawit dari pabrik. Bukan itu saja, harga bungkil sawit dari tahun ke tahun juga selalu meningkat. Jika harga ini telah menembus Rp 1.000 per kg, maka kegiatan ini menjadi tidak menguntungkan bagi pembudidaya ikan. Di sini peran pemerintah sangat diharapkan untuk menstabilkan harga bungkil kelapa sawit agar tetap di bawah Rp 1.000 per kg.

Dalam penggunaan maggot sebagai pakan ikan, bisa diberikan dalam dua cara. Yakni langsung (maggot hidup/) dan ke dua tepung maggot sebagai sumber protein pakan menggantikan tepung ikan. Penggunaan pakan maggot telah dilakukan pada beberapa ikan di BBAT Jambi. Antara lain pada ikan patin, nila merah, nila hitam, mas, toman, gabus dan arowana. Juga pada beberapa ikan konsumsi lainnya di BBPBAT Sukabumi dan ikan hias di LR-BIHAT di Depok, Jawa Barat.

Hasilnya cukup sangat memuaskan. Misalnya pada ikan patin, substitusi maggot segar dengan pakan komersial pada ikan patin jambal menunjukan bahwa benih patin jambal yang diberi pakan substitusi maggot hidup 25% dan pakan komersial 75%, menghasilkan laju pertumbuhan terbaik serta bisa menurunkan biaya pakan Rp 352 per kg ikan. Substitusi maggot masih bisa ditingkatkan sampai 35% tanpa menurunkan performan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Sebagai sumber protein pakan pengganti tepung ikan, penggunaan protein tepung maggot sekitar 28%. Pada pembesaran ikan patin siam kebutuhan protein tepung maggot mencapai 34,7%.

Pada ikan nila merah, penggunaan maggot segar 50% ditambah pakan komersial 50% akan menghasilkan laju pertumbuhan terbaik. Selain itu bisa menurunkan biaya pakan sebesar Rp 1.819 per kg ikan. Substitusi maggot masih bisa ditingkatkan sampai 54% tanpa menurunkan performan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Sedangkan sebagai sumber protein pengganti tepung ikan, tepung maggot bisa digunakan sebanyak 50% sebagai sumber protein pakan untuk pakan pembesaran ikan nila merah. Hasil penelitian lainnya, maggot bisa menggantikan 50% pakan komersial pada ikan lele.


sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Fungsi Batimetri Pada Perikanan Budidaya

Fungsi Batimetri Pada Perikanan Budidaya PDF Print E-mail

Batimetri (dari bahasa Yunani: , berarti “kedalaman”, dan , berarti “ukuran”) merupakan ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontur (contour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan.

Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Teknik-teknik awal batimetri menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus (wikipedia).

Peta batimetri sendiri dapat diartikan Peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka kedalaman dan garis-garis kedalaman. Peta batimetri ini dapat divisualisasikan dalam tampilan 2 dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D). Visualisasi tersebut dapat dilakukan karena perkembangan teknologi yang semakin maju, sehingga penggunaan komputer untuk melakukan kalkulasi dalam pemetaan mudah dilakukan. Data batimetri dapat diperoleh dengan penggunaan teknik interpolasi untuk pendugaan data kedalaman untuk daerah-daerah yang tidak terdeteksi merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Teknik interpolasi yang sering digunakan adalah teori Universal Kriging dan teori IRFK (Intrinsic Random Function of Order K) (David et al., 1985 dalam Defilmisa, 2003).

Batimetri

Gambar Batimetri Indonesia (google earth)

Pemetaan batimetri secara umum dapat menggunakan dua metode dasar, yaitu:


1. Metode Akustik

Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara; karakteristik suara (frekuensi, pulsa, intensitas); faktor lingkungan / medium; kondisi target dan lainnya. Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And Ranging) berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut. Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali, waktu yang diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika c juga diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil mempunyai lebar sinar 30-45 derajat vertikal tetapi untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut dasar laut) lebar sinar yang digunakan kurang 5 derajat dan arahnya dapat divariasikan. Walaupun menunjukkan pengaruh temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1) relatif kecil dan sedikit perubahan dapat menyebabkan kesalahan pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akan menambah keburukan resolusi.

Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut bertambah maju dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan Hydrosweep yang merupakan sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan kedalaman air di sepanjang swath lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan peta-peta batimetri yang sangat detail. Sidescan imaging system, sperti GLORIA (Geological Long Range Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand Bottom Instrument) menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar, menggunakan bunyi atau microwave. Echo-sounding banyak juga digunakan oleh nelayan karena ikan menghasilkan echo, dan kawanan ikan atau hewan lain dapat dikenali sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air [Supangat, 2003].

Teknologi akustik bawah air biasa disebut hydroacoustic atau underwater acoustics yang semula ditujukan untuk kepentingan militer telah berkembang dengan sangat pesat dalam menunjang kegiatan non-militer. Dengan teknologi mutahir, teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk kegiatan penelitian, survey kelautan dan perikanan baik laut wilayah pesisir maupun laut lepas termasuk laut dalam bahkan dapat digunakan diperairan dengan kedalaman sampai dengan 6000 meter. Teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan non-hayati baik termasuk survey populasi ikan yang relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan teknik lain seperti metode statistik dan perhitungan pendaratan ikan di pelabuhan (fish landing data).

2. Satelit Altimetri

Altimetri adalah Radar (Radio Detection and Ranging) gelombang mikro yang dapat digunakan untuk mengukur jarak vertikal antara permukaan bumi dengan wahana antariksa (satelit atau pesawat terbang). Pengukuran ini dapat menghasilkan topografi permukaan laut sehingga dapat menduga geoid laut, arus permukaan dan ketinggian gelombang. Inderaja altimetri untuk topografi permukaan laut pertama kali dikembangkan sejak peluncuran SKYLAB dengan sensor atau radiometer yang disebut S-193. Satelit altimetri yaitu : GEOS-3, SEASAT, ERS-1, dan yang terakhir yang sangat terkenal adalah TOPEX/POSEIDON. Satelit terakhir ini adalah satelit misi bersama antara Amerika Serikat (NASA) dengan Perancis [Susilo, 2000].

Satelit altimetri memiliki prinsip penggambaran bentuk paras laut dimana bentuk tersebut menyerupai bentuk dasar laut dengan pertimbangan gravitasi yang mempengaruhi paras laut dan hubungan antara gravitasi dan topografi dasar laut yang bervariasi sesuai dengan wilayah. Satelit altimetri juga memberikan bentuk gambaran paras muka laut. Satelit ini mengukur tinggi paras muka laut relatif terhadap pusat massa bumi. Sistem satelit ini memiliki radar yang dapat mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dan sistem tracking untuk menentukan tinggi satelit pada koordinat geosentris. Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.

Pemanfaatan Batimetri Pada Bidang Kelautan dan Perikanan

Peta batimetri dalam aplikasinya memiliki banyak manfaat dalam bidang kelautan antara lain penentuan jalur pelayaran yang aman, perencanaan bangunan pinggir pantai, pendeteksian adanya potensi bencana tsunami di suatu wilayah, dan pertambangan minyak lepas pantai. Selain itu, peta batimetri diperlukan untuk mengetahui kondisi morfologi suatu daerah perairan. Kondisi laut yang sangat dinamis sehingga, peta batimetri harus selalu di update dengan perubahan dan perkembangan kondisi perairan tersebut (Nurjaya, 1991).

Sedangkan untuk bidang perikanan khususnya perikanan budidaya, Peta Batimeri dibutuhkan dalam menentukan lokasi potensi untuk perikanan budidaya laut yang akan dikembangkan pada suatu daerah sebagai parameter pembatas dalam menentukan lokasi potensi budidaya. Kriteria umum lokasi perairan yang dapat digunakan untuk budidaya laut adalah 7-30 meter (keramba jaring apung) dan 1-4 meter (jaring tancap). (Masterplan Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, DJPB - 2004)



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

What's The Real Cause Of Acne?

What's The Real Cause Of Acne?
by: Houa Yang
Most acne medications only mask the symptoms of acne and does nothing to stop the real cause of acne. This is why people buy acne products month after month (year after year). And every time they stop using the product acne would come back again and again.

What you need to do is find out what the real cause of acne is and stop it.

So what's the real cause of acne?

Acne occurs when your body contains more toxics than your kidneys and bowels can remove. (Your kidneys and bowels are the two primary channels of elimination that your body expel toxics and waste products through.)
These toxics can be the accumulation of fat stored chemicals the liver can not wash out or there may be a problem with fat digestion, fat accumulation, food allergy, or even the accumulation of hormones that your body produces.

Once these toxics build up, your kidneys and bowels can get overloaded and clogged up, causing it to not function properly.

When that happens some of the load will be dumped onto your liver. One of your liver's main roles is to metabolize pile up fat into usable energy for your body.

This means, your liver will be doing some of your kidney's work. So now, your liver gets overloaded and it too will not work at full capacity.

What happens when your bowels, kidneys, and liver gets overloaded?

When that happen your body will expel toxins through your lungs and skin (your secondary channels of elimination). And this is when acne occurs. This is when your skin starts to breakout.

But whatever the toxic source is that‘s causing this problem, acne is a sign that your bowels and kidneys are overloaded with toxins, waste products, or hormones.

It is a sign that your liver is growing weaker in its detoxification abilities (and it will continue to grow weaker if you do not do what it takes to get rid of the toxics in your body).

So if you think that acne is your only problem, think again, your liver, kidneys, and bowels are getting weaker every time you breakout.

About the Author

Houa Yang is the author of "The Definite Guide To Acne Free Skin." It reveals how you can get rid of acne in 3 days & stop it from ever coming back! For more information visit: http://www.howtogetridofacne.com

Tumbuhkan Wirausaha Tingkatkan Produksi Budidaya

Tumbuhkan Wirausaha Tingkatkan Produksi Budidaya PDF Print E-mail

Kenaikan produksi hingga 353% dalam lima tahun ke depan atau sebesar 16,8 juta membutuhkan kerja keras dari sektor perikanan budidaya. Sebab sektor inilah yang menjadi batu loncatan bagi tercapai cita-cita tersebut.

Untuk itu maka paling tidak harus ada peningkatkan jumlah wirausaha perikanan budidaya yang didukung oleh sistem pembiyaan (modal dan investasi) yang memadai. Secara rinci Direktorat Usaha Budidaya – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) pada Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2010 – 2014 beberapa waktu lalu di Batam menyebutkan bahwa peningkatan tersebut bisa dilihat dari beberapa indikator. Yakni peningkatan jumlah modal kerja untuk budidaya perikanan laut, payau dan air tawar. Selanjutnya adalah peningkatan jumlah investasi untuk budidaya laut, payau dan air tawar. Juga peningkatan dalam hal jumlah tenaga kerja untuk usaha budidaya laut, payau dan air tawar.

Guna mewujudkan peningkatan tersebut maka ada beberapa langkah yang akan diambil direktorat usaha ini. Yakni menumbumbuhkan wirausaha baru yang produktif dan efisien, mengembangkan usaha agar bisa mencapai target produksi perikanan budidaya sebesar 16,8 juta ton pada 2014. Dan langkah lainnya adalah meningkatkan kapasitas usaha pembudidaya ikan menjadi usaha yang layak didanai bank (bankable).

Untuk wirausaha pemula ini ada beberapa kriteria. Yaitu berdomisili di lokasi sasaran, berpendidikan sarjana, menjadi pembudidaya pemula/muda, tergabung dalam Pokdakan dan menjadi anggota UPP serta berkomitmen untuk memanfaatkan model pengembangan usaha dan menjadi wirausahawan (enterpreuner) di bidang budidaya ikan.

Sementara itu untuk mewujudkan tumbuhnya wirausaha di bidang perikanan budidaya ini maka DJPB menyediakan paket-paket bantuan untuk usaha budidaya perikanan. Bagi masyarakat umum yang beminat melakukan usaha budidaya perikanan namun tak punya modal akan mendapatkan paket bantuan sosial dengan anggaran dari APBN. Bantuan itu berupa sarana produksi minimal untuk budidaya.

Paket bantuan tersebut misalnya paket budidaya patin di kolam. Satu paket bernilai Rp 9,5 juta dalam bentuk sarana produksi yang terdiri atas bantuan benih 7 ribu ekor, pakan 2 ton dengan sumber protein dari maggot, serta bantuan pembuatan satu kolam (ukuran 10 x 20 x 3 m3) senilai Rp 3,5 juta. Dengan paket ini diperkirakan produktivitas kolam akan mencapai 3 ton/paket/tahun.

Paket bantuan lainnya yang tersedia adalah paket budidaya patin di KJA, paket budidaya rumput laut senilai Rp 6,5 juta per paket, paket budidaya lele di kolam plastik senilai Rp 7,5 juta, paket budidaya polikultur udang windu dan bandeng senilai Rp 6 juta, paket budidaya nila di KJA senilai Rp 15 juta dan masih banyak paket bantuan lainnya.

Bank yang menjadi penyalur kredit mikro tersebut adalah BRI, BNI, Mandiri, Mandiri Syariah, Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sementara lembaga penjamin kreditnya ada Askrindo (Asuransi Kredit Indonesia) dan Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia).

Selanjutnya masyarakat umum yang telah menjadi pembudidaya pemula ini bisa mengajukan permohonan memperoleh kredit BLU (Bantuan Langsung Usaha) dan PKBL (program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Jika mereka sudah mampu meningkatkan skala produksinya, maka status mereka meningkat menjadi pembudidaya madya. Pembudidaya pada tingkat ini akan mampu melakukan intensifikasi sehingga mereka bisa mengajukan permohonan kredit dengan bunga lunak kepada bank. Paket kredit yang tersedia untujk pembudidaya ini antara lain KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi).

Tingkatan berikutnya adalah pembudidaya maju. Untuk pembudidaya ini bisa menggunakan kredit komersial dari bank. Untuk bisa mendapat kredit itu harus ada rekomendasi dari Kepala UPP (Unit Pelayanan Pengembangan—gabungan beberapa Pokdakan—). (Rd)



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Why Don't Acne Cures Work?

Why Don't Acne Cures Work?
by: GSET Publishing
Quite a bit of money can be spent searching for acne cures that work. There are so many products available, that it is hard to know which one’s to try. You try one product, only to be disappointed, and then spend a lot of money on another system that claims it will cure your acne, only to be disappointed again. It seems to be a never ending cycle of looking for a cure, thinking you’ve found an acne cure, then being disappointed all over again.

The biggest problem is that people don’t give the acne cures enough time to actually work, switching from one product to the next on a weekly basis. It can take up to three months for an acne treatment to cure your acne, and you may even notice that your acne appears to be getting worse before it starts to get better. Failure to follow the product directions is another common problem. Using too much of the acne medication can be just as much of a problem as not using it enough, causing your skin to become irritated.

The problem may not be the acne cures. Too often, people depend solely on the acne medication to cure acne, when in fact other lifestyle changes are needed. In many cases, medicinal acne treatments are not even required if you find that something else in your life is causing the acne. Most people don’t think in terms of what is causing the acne in the first place, concentrating solely on curing the existing acne. But, in order to cure it for good, you must first determine what is causing it. Then, you will have your acne cure.

Science has shown us that acne is caused by excessive sebum production. With that proven, it is up to you, and possibly your health care provider, to determine exactly what is causing your body to produce excess sebum.

Other than the medication, you have to look at how you care for your skin. You must wash your face well at least twice each day, stop wearing makeup - which only serves to clog your pores even more, drink plenty of water, eat fresh fruits and vegetables, and exercise at least three times a week. Many people don’t realize it, but exercise relieves stress and helps remove toxins from the body through sweat. Both stress and toxins contribute to acne, which is why exercising regularly can actually be an acne cure for you.

Furthermore, you must keep your hair and your hands off your face. Hair and hands contain oils that contribute to acne. Squeezing or popping acne pimples is another problem, because it spreads the bacteria, and often causes scarring as well.

You may have a food allergy that is causing your acne. If this is the case, a visit to an allergy specialist, determining what foods you are allergic to, and eliminating those foods from your diet will cure your acne in most cases. Many people don’t realize that they have food allergies, although most of us actually do, and in many cases, the only symptom that there is an allergy is, in fact, an acne breakout!

Making simple lifestyle changes may be the best acne cure available to you, and you may be pleasantly surprised at the results - especially considering how small the changes are. You should also increase your intake of vitamins A and E, as both of the vitamins promote healthy skin. You can take supplements, or eat foods that are rich in one or both of these vitamins. This small change can also help to cure or prevent acne.

However, if making these small lifestyle changes, and using over the counter acne treatments does not provide an acne cure for you, it may be necessary for you to visit a dermatologist to determine what will work. There are many different treatments available that have proven to be effective acne cures. While most of the acne cures your dermatologist will recommend can be expensive, they are usually well worth the cost. Again, make sure that you give the treatment time to work, and follow the directions of your dermatologist for use of the medication.

About the Author

Acneteam.com strives to provide you with the latest information with regard to acne, the best acne treatments, the "old wives' tales" and acne cures(http://www.acneteam.com/acne-cures.html). Don't blame the blemishes, we love to help! See for yourself at: AcneTeam.com(http://www.acneteam.com/)

BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL PDF Print E-mail

Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif.

Keuntungan dari kolam terpal adalah :

a. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.

b. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.

c. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.

d. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.


Gambar 2. Kolam terpal pemeliharaan lele

Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah sebagai berikut :

1. Usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.

2. Terpal, ukuran 4x3 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok.

3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar, dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan.

4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti tanaman hanjuang atau apa saja yang kuat. Jangan menggunakan bambu karena masa pakainya terbatas.

5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.

6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.

Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian pasang belahan bambu 4,2 meter untuk panjangnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2 meter untuk lebarnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat. Setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat-kuat dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.

4.1 Peralatan Penunjang

Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan, alat tangkap (serok/lambit), ember dan lain-lain. Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan.


Gambar 3. Timbangan, serok dan ember (kiri ke kanan)

4.2 Persiapan Kolam

Sebelum digunakan, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi cokelat atau kehijauan, yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

Pertumbuhan pakan alami pada media pemeliharaan (fitoplankton dan zooplankton) juga dapat dibantu dengan penggunaan probiotik/bakteri organik yang telah banyak tersedia. Penggunaan probiotik yang berlebihan (baik yang dicampur dalam pakan maupun ditebar langsung pada badan air/kolam) bukanlah tindakan yang bijak. Idealnya jenis dan takaran probiotik untuk setiap kolam berbeda-beda, tergantung dari kondisi masing-masing kolam berdasarkan hasil pemantauan berkala terhadap nilai pH (derajat keasaman), DO (oksigen terlarut), salinitas, suhu serta tingkat kejernihan air kolam, dan lainnya. Jenis dan kepadatan/konsentrasi kandungan bakteri pada setiap merk produk probiotik berbeda-beda. Dengan demikian penggunaannya pun hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Pemakaian probiotik yang berlebihan justru tidak tepat sasaran.

4.3 PENEBARAN BENIH

Sebelum benih ditebar, sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.

Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari. Pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan.

Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar) dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada dalam wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.

Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 100-150 ekor/m2 yang berukuran 8-10 cm.


Gambar 4. Benih ikan lele


4.4 PEMBERIAN PAKAN

Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).

Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2 minggu yaitu pakan berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih praktis dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/ ditumbuk. Kemudian setelah itu berangsur-angsur gunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.




sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Your Guide To Acne Skin Care

Your Guide To Acne Skin Care
by: Bob Hett
Contrary to popular belief, acne is not caused by dirty pores or eating chocolate. Acne is actually caused by overactive sebaceous glands. Hormones in you body cause acne to appear. Acne is extremely common in people ages 12-24, when our hormones are very active due to puberty, but many people continue to have acne outbreaks throughout their lives. Acne can show up on the face, neck, chest, back, and shoulders. While it is not life threatening, acne can cause scarring and emotional distress to those that suffer from it. This is why acne skin care is so important.

Many things can cause outbreaks of pimples and zits. Allergies, heredity, stress, weather, menstruation and even over washing can cause acne. There are lots of ways to treat acne. For mild to moderate cases, experts recommend washing your face twice daily and after any exercise. They also recommend over the counter acne products that contain ingredients like benzoyl peroxide and salicylic acid. These products can have some side effects of burning, redness and irritation, but often decrease or even disappear with continual use. The acne treatment industry is a multi-million dollar industry, and scientists come up with new ways to treat pimples regularly.

For moderate to sever acne, it is advisable to consult with a dermatologist. A dermatologist can diagnose the problem and has many treatment options for acne to choose from. Some treatments include used prescribed topical medications for the treatment of your acne, and even oral antibiotics, which help reduce acne outbreaks. Not everyone will receive the same kind of acne treatments, and your dermatologist can tailor the treatments to your specific needs.

Taking care of your skin is the best way to reduce pimples. Choose cleansing products that are not overly harsh and are oil-free. Wash your face after sweating heavily. For young women, the use of makeup can exacerbate acne problems, so it is a good idea to pick cosmetics that are non-comedogenic, because they do not clog pores. Never go to sleep at night without washing your face. It is also imperative that you do not squeeze or pinch zits. You may be tempted to do it, but it can lead to scarring. Don’t spend a lot of time scrubbing your face, because it can make acne worse. It is also smart to avoid putting your hands on your face a lot, because the oil on your hands gets transferred to your face and can cause further outbreaks.

Pimples are a part of life for most of us. While that may not be much consolation to someone who is suffering from acne, it may help to put it in perspective. Acne happens to everyone at some point in his or her lives. The good news is that there are many products available to treat acne, and severe acne can be improved by seeing a dermatologist. Acne skin care does not have to be painful or embarrassing. By taking care of your skin and tackling pimples as they appear with common sense and some good acne products, you can improve the overall look and feel of your skin.
About the Author

Bob Hett offers simple and concise advice on the causes and treatment of acne. Get the answers to all of your questions at
http://www.acnereview.info

ANALISA USAHA IKAN LELE DUMBO

ANALISA USAHA IKAN LELE DUMBO PDF Print E-mail

Di dalam dunia bisnis, analisa usaha merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut. Analisa usaha lele dumbo sangatlah bervariasi, dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan, serta letak lokasi usaha. Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah setiap waktu, sesuai dengan kondisi dan besar usaha serta pasar setempat.


No.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA

NILAI

I

INVESTASI





1

Kolam terpal

10

unit

500.000

5.000.000

2

Peralatan

1

paket

100.000

100.000


Jumlah




5.100.000







II

MODAL KERJA





1

Benih

18.000

ekor

250

4.500.000

2

Pakan

1800

kg

6.000

10.800.000

3

Tenaga kerja

1

Orang

1.000.000

2.000.000

4

Persiapan kolam

10

Paket

50.000

500.000


Jumlah




17.800.000







III

JUMLAH MODAL





1

Investasi




5.100.000

2

Modal kerja




17.800.000


Jumlah




22.900.000







IV

RUGI-LABA





1

Hasil produksi

1800

kg

11.000

19.800.000

2

Biaya operasional





a

Modal kerja




17.800.000

b

Penyusutan




1.020.000


Jumlah




18.820.000


Keuntungan




980.000


Per tahun




3.920.000

Keterangan

1 siklus : 2 (dua) bulan

1 tahun : 4 (empat) siklus

I unit : 12 m2

FCR : 1

SR : 80%

Kepadatan : 150 ekor/m2

Ukuran benih : 8-10 cm/ekor

Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000

Peralatan : seser, timbangan, ember

R/C ratio

:

penerimaan total

/

biaya total


:

Rp. 9.800.000

/Rp.

17.800.000


:

1,11




Artinya , setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan

akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,11



Cash flow

:

keuntungan

+

biaya penyusutan


:

Rp. 3.920.000

+

Rp. 1.020.000


:

Rp. 4.940.000











Payback period

:

(biaya investasi + biaya variabel) / cash flow (dalam thn)




(Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) / Rp.4.940.000



:

4,64 tahun











Biaya per kg

:

total biaya produksi / total panen



:

Rp. 18.820.000 / 1800 kg



:

Rp. 10.455,55









Rentabilitas ekonomi

:

keuntungan / (biaya investasi + biaya variabel) x 100%



:

Rp. 3.920.000 / (Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) x 100%




17,12 %



Break Event point (BEP) atau titik impas





:

biayatetap/(1-(biaya variabel/pendapatan)










Rp. 1.020.000 / (1- (Rp. 17.800.000 / Rp.19.800.000


:

Rp. 1.020.000 / (1-0,89)


:

Rp. 1.020.000 / 0,101


:

Rp. 10.098.000








BEP volume

:

total biaya produksi / harga jual per kg



:

Rp. 18.820.000 / Rp. 11.000



:

1710,91 kg/thn





Artinya, titik impas usaha dicapai pada

hasil ikan minimal 1710.91 kg/thn


BEP harga

:

total biaya produksi / total produksi



:

Rp. 18.820.000 / 1800



:

Rp. 10.455 kg/thn




Artinya, titik impas usaha dicapai pada

harga ikan minimal Rp. 10.455/kg



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id