Kiat Sukses Minapadi
Menjalankan usaha minapadi ini tidak terlalu rumit, asalkan kita memiliki kiat yang tepat sehingga dua komoditi ini memberi untuk berlipat. Ada beberapa kunci keberhasilan diantaranya, ketetapan memilih jenis padi yang cocok untuk minapadi, penerapan teknologi budidaya padi dan ikan yang sesuai sehingga mampu memberi untung.
1. Padi yang cocok untuk sistem minapadi adalah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
* Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga menghambat pergerakan ikan.
* Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air.
* Batang kuat dan tidak mudah reba, untuk menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi.
* Tahan genangan pada awal pertumbuhan
* Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat.
* Tahan hama dan penyakit.
2. Perhatikan teknik pembuatan parit (caren)
Pada berfungsi sebagai tempat penampungan air pada saat berlangsung pemeliharaan ikan. Parit dibuat sebelum pengolahan tanah terakhir (perataan tanah) fungsi parit adalah :
* Melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran ;
* Memudahkan panen ikan ;
* Tempat memberi makan ikan ;
* Memudahkan ikan bergerak keseluruh petakan.
3. Pemilihan Benih Ikan
Kondisi perairan pada lahan sawah mengandung resiko ekologis yang tinggi bagi usaha budidaya ikan yaitu fluktuasi pasok dan mutu air. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan pemilihan benih yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit.
4. Sistem Tanam Padi
Padi yang ditanam dengan model mina padi ada dua cara, yaitu : sistem tanam pindah biasa dan sistem tanam pindah legowo.
1. sistem tanam pindah biasa
* Jarak tanam 25 x 25 cm
* Jumlah bibit 2 - 3 batang per rumpun
2. sistem tanam pindah legowo
* Tanam pindah sistem legowo 2 : , artinya dua baris ditanami dan dua baris kosong secara berselang - selang ;
* Ruang terbuka 50% dari total luas pertanaman ;
* Jarak tanam 25 x 25 cm.
5. Penebaran Benih Ikan
Penebaran benih ikan dilakukan 30 hari setelah penanaman padi dengan tujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Padat penebaran yang dilakukan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLPUPPB) Karawang pada umumnya 100 ekor/m2.
6. Pemeliharaan
Lama pemeliharaan ikan pada sistem minapadi tergantung pada ukuran benih ddan besarnya ikan yang akan dipanen. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang melakukan kegiatan budidaya ikan (Pendederan) nila atau ikan mas selama 40 - 60 hari masa pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan ikan, ketersediaan pakan alami diupayakan selalu tersedia, oleh karena itu upaya penyuburan sawah dengan pupuk organik dapat dilakukan. Selain mengandalkan pakan alami pada masa pemeliharaan ikan ini juga dilakukan pemberian pakan buatan.
Pemeliharaan padi dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya penyiangan, penyulaman tanaman padi yang mati dengan cara menyulam dari bibit yang telah disediakan/dicadangkan, serta pemupukan.
7. Panen Ikan
Panen ikan dilakukan setelah mencapai umur pemeliharaan ikan untuk memudahkan panen, keluarkan air dari pelataran sawah secara berangsur-angsur hingga air tersisa pada parit/caren. Setelah ikan berkumpul di saluran keliling/caren, selanjutnya ikan ditangkap dan dimasukkan kedalam tampungan.
Pemanenan padi pada sistem mina padi sama seperti permanenan pada penanaman monokultur. Permanenan padi dilakukan setelah gabah masak merata dengan menggunakan sabit bergerigi untuk mengurangi rontoknya bulir padi sawah.
Keragaan hasil Padi dan Ikan pada Budidaya Minapadi
No Uraian
Produksi
Harga (Rp)
Jumlah
1 Produksi gabah (kg/Ha)
4400 kg
2800
12.320.000
2 Produksi Ikan
720 kg 15000
10.800.000
Jumlah 23.120.000
Sumber : Majalah Demersal Edisi Mei 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment