Menurut Sumber Airnya
Bila ditinjau dari sumber airnya, ada 4 jenis kolam, yaitu kolam tadah hujan, kolam mata air, kolam berpengairan setengah teknis, dan kolam berpengairan teknis.
1. Kolam tadah hujan
Kolam tadah hujan yaitu kolam yang sumber airnya hanya diperoleh dari air hujan. Contohnya adalah kolam galian pasir dan kolam bekas galian batu bata. Ciri-ciri dari kolam ini adalah:
• Tidak ada pintu pemasukan dan pengeluaran air sehingga sirkulasi air tidak ada.
• Mengalami banjir pada saat hujan besar dan kekeringan pada saat musim kemarau panjang terutama bagi kolam yang dangkal.
• Pematang kolam sangat lebar atau tidak ada sama sekali.
2. Kolam mata air
Sumber air kolam ini adalah mata air (tuk, Jawa). Mata air ini biasanya berada di dekat kolam, tetapi terkadang menjadi satu dengan kolam. Jenis kolam ini biasanya lebih terjamin kontinuitas, airnya dibandingkan dengan kolam tadah hujan. Namun, kualitas air biasanya kurang baik karena miskin unsur hara dan pH nya rendah. Kolam mata air biasanya banyak ditemukan di daerah pegunungan seperti di Ngrajeg, Muntilan (Jawa Tengah), Sukabumi, Cianjur, Bogor (Jawa Barat).
Kolam mata air terancam keberadaannya karena industri air minum kemasan dan industri air minum isi ulang yang terus berkembang. Kepentingan ekonomi menjadikan air dari mata air tersebut menjadi air minum kemasan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Penulis pernah melakukan survey ke sebuah lahan dekat mata air yang ternyata kemudian penulis ketahui bahwa calon investor bukan hendak membangun kolam ikan melainkan mengincar sumber airnya untuk dibuat sebagai bahan baku air minum kemasan.
3. Kolam berpengairan setengah teknis
Kolam berpengairan setengah teknis yaitu kolam yang mendapatkan pengairan dari saluran irigasi setengah teknis. Maksud dari setengah teknis adalah sebagian besar saluran airnya masih merupakan tanah biasa dan hanya sedikit yang ditembok. Pengaturan air tentu saja lebih teratur dibandingkan kedua jenis kolam sebelumnya.
Ketika musim hujan kolam ini tidak terkena banjir karena pemasukan dan pengeluaran airnya bisa diatur dan pematangnya pun cukup kuat dan lebar. Namun apabila musim kemarau panjang, kolam ini kemungkinan masih akan mengalami kekurangan air, karena sebagian besar airnya dimanfaatkan untuk tanah pertanian sehingga kolam ini tidak mendapat suplai air.
4. Kolam berpengairan teknis
Kolam berpengairan teknis adalah kolam yang mendapatkan air yang cukup sepanjang tahun dari saluran irigasi tersier. saluran
pembagi air yang menuju komplek perkolaman sebagian besar atau seluruhnya sudah ditembok sehingga pengaturan airnya lebih mudah.
Bentuk kolamnya pun biasanya telah memenuhi kriteria teknik. Kolam yang tersebut dapat ditemukan pada instansi pemerintah yang bergerak di bidang Penelitian dan Pengembangan Budidaya lkan, misalnya : Balai Benih Ikan baik lokal maupun central, Balai Budidaya Air Tawar, Lembaga Penelitian Perikanan Darat, Sekolah Usaha Perikanan Menengah Jurusan Budidaya Air Tawar, dan lain sebagainya. Kolam berpengairan teknis ada juga yang dimiliki oleh masyarakat umum, namun biasanya tidak begitu luas dan merupakan kolam air deras (Running Water Pond). Kolam air deras banyak ditemukan di daerah Jawa Barat seperti : Bogor, Bandung, Sukabumi, Cianjur, sedangkan seluruh ikan yang dipelihara adalah ikan mas (Cyprinus carpio).
Karena selama ini hanya ikan mas yang memberikan respon positif terhadap pemberian makanan tambahan. Artinya, semakin berkualitas makanan yang diberikan dalam kuantitas yang cukup dan secara kontinyu, akan memberikan pertumbuhan badan yang sebanding. Itulah yang menyebabkan Ikan mas menjadi komoditi yang paling dominan pada pemeliharaan ikan jaring terapung di peraian umum yang diberikan makanan tambahan. Sedangkan ikan nila (Tilapia nilotica) menempati jaring kedua, yang dipelihara hanya dengan memanfaatkan sisa makanan lkan mas dan lumut yang tumbuh di jaring.
sumber : Heru Susanto, Penebar Swadaya, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment