Garap Potensi Kelautan di Daerah dengan Sail Banda 2010
Kekayaan alam Indonesia dengan potensi ekonomi yang sangat besar, khususnya di sektor kelautan maupun perikanan, sudah sepatutnya dikelola secara optimal. Kesejahteraan masyarakat bisa terpacu jika pengelolaan sektor ini dilakukan secara baik dan profesional. Misalnya keindahan laut dan pantai di beberapa pulau-pulau Indonesia, hendaknya segera dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat sehingga bisa mendatangkan nilai tambah yang tinggi Ini bisa dilakukan dengan menjadikan wilayah laut dan pantai sebagai kawasan pariwisata, seperti di Bali, Manado (Bunaken), atau daerah lainnya. Saat ini sejumlah wilayah laut dan pantai di Indonesia banyak dikunjungi turis asing.
Untuk meningkatkan promosi salah satu wilayahlaut dan pantai potensial di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan sejumlah kementerian terkait dan Pemerintah Provinsi Maluku segera menggelar acara berskala internasional bertajuk Sail Banda. Acara ini merupakan ajang yang menjadi motivator untuk pembangun sektor kelautan dan perikanan di daerah, sehingga bisa berkembang. Tentunya untuk membangun sentra-sentra ekonomi dengan menggali potensi daerah.
Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Aji Su-larso mengatakan, pelaksanaan kegiatan Sail Banda ini mengacu pada suksesnya penyelenggaraan Sail Bunaken dan Sail Indonesia yang diselenggarakan tahun lalu. Temyata ajang ini menarik banyak orang berkunjung datang,baik sebagai peserta maupun penonton atau pengamat
Dalam hal ini, program-program KKP yang berkaitan dengan kebaharian bisa dikolaborasi dengan program pemerintah daerah yang menjadi tuan rumah, khususnya untuk mempromosikan keragaman kekayaan dan potensi daerah. Diharapkan kegiatan seperti Sail Bunaken, Sail Banda nanti, dan ajang-ajang berikutnya bisa terus dilaksanakan di daerah lainnya. Seperti Sail Bunaken yang yang diadakan di Sulawesi Utara, di mana kegiatan ini menunjukkan bahwa daerah tersebut sebagai gerbang masuknya dalam rangka menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang pasifik, yang tumbuh berkembang dari kelautan perikanan. Bicara potensi berarti ..bukan hanya komoditasnya saja,melainkan juga potensi lain seperti pariwisata dan sebagainya.
"Jadi kegiatan ini juga menciptakan multiplier ef-feck (dampak berantai) untuk sektor ekonomi, apalagi memang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di daerah. Dengan demikian, kegiatan kemari-timan ini akan mendorong pengembangan sektor ekonomi yang melibatkan masyarakat," ujarnya.
Meski demikian, untuk melaksanakan kegiatan berskala internasional seperti Sail Banda, juga membutuhkan proses seleksi yang ketat bagi daerah penyelenggara, terutama mengenai potensi laut yang bisa dijadikan sumber ekonomi dalam jangka panjang bagi masyarakat. "Setelah itu baru dipikirkan sarana penunjang untuk persiapan acara, seperti transportasi, infrastruk-tur energi dan jalan, serta akomodasi," kata Aji lagi.
Kegiatan seperti Sail Banda ini, lanjutnya, bukan untuk mengeksploitasi atau menggarap kekayaan laut secara membabi buta. Dalam hal ini, pemanfaatan sesuai ketentuan yang ada serta tetap memperhatikan norma, etika, dan estetika yang berlaku. "Fokusnya, kita memperkenalkan wilayah ini ke dunia internasional, sehingga bisa jadi kawasan tujuan wisata internasional, seperti Bali, Lombok atau daerah lainnya di Indonesia," ujarnya. Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengaku sudah menyiapkan empat wilayah sebagai pusat penyelenggaraan Sail Banda 2010. Penunjukan keempat wilayah ini karena dinilai dapat memberikan rasa nyaman dan memiliki keindahan alam yang dapatdinikmati peserta ajang pelayaran bertaraf internasional ini.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan, Pemprov Maluku tengah menyiapkan Kota Ambon, Kabupaten Banda, Kabupaten Maluku Tengah, serta Kepulauan Lu-cipara dan Tiakur (ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya) sebagai pusat kegiatan Sail Banda 2010 ini.
"Kami membenahi empat daerah ini agar menjadi penyelenggara yang baik dan bisa menyajikan pesona wisata bawah laut, sejarah, dan budaya, sehingga peserta benar-benar kagum dengan potensi pariwisata di Maluku," ujarnya.
Pemerintah Kota Ambon sendiri membangun Monumen Selamat Datang di Bandara Internasional Pattimura melakukan penataan jalan, taman kota, serta Pantai Natsepa,
Liang, dan Latuhalat Selain itu juga pembuatan trotoar, normalisasi sungai, dan perbaikan drainase. Selain itu, pengembangan Pelabuhan Yos Sudarso, Pelabuhan Tulehu, dan Pelabuhan Wisata Bahari Amahusu.
Untuk memberikan kenyamanan bagi para peserta dan pengunjung di acara Sail Banda 2010, juga sedang dilakukan pembenahan terhadap lampu jalan dan meningkatkan pasokan daya listrik serta penyediaan daerah hotspot (layanan internet gratis) oleh Telkomsel, termasuk pelayanan kesehatan di sejumlah rumah sakit.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banda melakukan pemugaran Benteng Belgica serta kediaman Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Rumah Budaya Dr Tjipto, kompleks istana mini, danpenataan objek wisata lainnya. Tak terlupakan pembenahan infrastruktur.
Albert mengatakan, sedikitnya terdapat 12 kegiatan bertaraf nasional maupun internasional sedang disiapkan untuk memeriahkan Sail Banda 2010, seperti kejurnas olahraga perairan, lomba layar, arafura games, lintas nusantara remaja bahari, dan pembinaan mental juang remaja bahari. Selain itu juga operasi bakti Surya Baskhara jaya dan peringatan Kemerdekaan RI di pulau terluar yang berbatasan dengan Timor Leste.
"Saat menemui Menteri Kelautan dan Perikanan, beberapa waktu lalu, saya diberitahu bahwa sekitar 200 peserta sudah mendaftar untuk mengikuti Sail Banda 2010 sehingga Maluku harus berbenah sebagai tuan rumah." katanya. (Bayu U(Unto)
Sumber : Suara Karya 20 Mei 2010 hal.7
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment