Budidaya ikan Cobia


Cobia

Cobia hidup di perairan tropis dan subtropis. Ikan ini banyak ditemukan di Pasifik, Atlantik, dan sebelah barat daya Meksiko. Budi daya cobia di Indonesia baru pada tahap, percobaan. Namun demikian, pembenihan dan pembesaran cobia sudah bisa dilakukan.


A. Sistematika
Famili : Rachycentridae
Species : Rachycentron canadum
Nama dagang : cobias, sergeantfishes, black kingfishes
lokal : gabus laut


b. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisik
Bentuk tubuh cobia menyerupai torpedo. Sebagai ikan perenang cepat, kepala dan mulut relatif lebar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Sisik berukuran kecil dan terbenam dalam kulit yang tebal. Sirip punggung panjang dengan duri dan jari-jari dengan rumus
D VI—IX, 30-33. Di depan Sirip punggung terdapat 6-9 duri keras pendek yang terpisah satu dengan lainnya.

Sirip dubur cukup panjang dengan duri dan jari-jari berumus A II—III, 23-25.
Badan berwarna cokelat gelap. Bagian bawah badan berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua garis tebal keperakan sepanjang tubuhnya pada ikan yang masih muda. Ukuran ikan di alam yang ditemukan 80-100 cm dengan panjang maksimum 180 cm.


2. Pertumbuhan dan perkembangan
Cobia ukuran juvenil (Juwana) dengan bobot 200-300 g juga tertangkap di perairan barat laut Bali.
Ikan cobia mempunyai pertumbuhan yang cepat contohnya ikan berukuran 5-7 kg dapat tumbuh 1-2 kg/bulan. Ukuran cobia tersebut bisa mencapai bobot 12-15 kg dengan masa pemeliharaan selama 20 bulan di KJA.


C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Lokasi yang cocok untuk budi daya ikan cobia, di antaranya perairan selat kecil atau teluk yang terlindung dari ombak dan badai. Selain itu, pola pergantian massa airnya baik, bebas dari pencemaran, mudah memperoleh benih dan pakan, serta mudah terjangkau.


D. Wadah Budi Daya
Penempatan karamba biasanya menggunakan rakit yang kerangkanya terbuat dari kayu yang keras dan tahan terhadap, pengaruh hujan, terik matahari, dan air. Kayu ulin atau kayu bayam berukuran 5 cm x 7 cm x 6 m atau 5 cm x 10 xcm 6 m dapat digunakan sebagai bahan rakit. Rakit biasanya menggunakan drum plastik berukuran 200 liter yang dilengkapi jangkar berikut talinya.


Karamba jaring berukuran 2 m X 2 m X 2 m digunakan untuk benih berukuran 25 g. Sementara itu, ukuran 3 m x 3 m x 2 m untuk ikan yang bobotnya 1 kg.


E. Pengelolaan Budi Daya
1. Penyediaan benih
Benih sudah bisa disediakan, khususnya pada Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol-Bali.


2. Penebaran benih
Padat tebar pada karamba jaring berukuran 2 M X 2 M X 2 m sekitar 80o ekor dengan ukuran benih 25 g. Setelah ukuran ikan mencapai 1 kg, ikan dipindahkan pada jaring yang berukuran 3 m x 3 M X 2 m dengan kepadatan < 10 ekor/m3.

3. Pemberian pakan
Pemberian pakan bisa dengan ikan rucah maupun pakan buatan (pelet). Sebagai acuan cara pemberian pakan bisa dilihat pada Tabel 5 dan 6.


F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Seperti diketahui, budi daya ikan cobia di Indonesia baru berkembang, sampai saat ini belum ada laporan maupun belum diketahui jenis-jenis penyakit yang menyerang ikan budi daya ini.


G. Panen
Cobia dapat dipanen jika telah mencapai ukuran 25-3o cm dari ukuran tebar berumur D1 dengan masa. pemeliharaan 80—1oo hari. Sistem panen secara total. Adapun cara panennya seperti panen ikan umumnya di KJA.

sumber : Penebar Swadaya,2008

No comments:

Post a Comment