Kerapu Bebek : protogony hermaphrodite


Kerapu Bebek

Sewaktu masih berukuran benih, kerapu tikus merupakan ikan hias dengan nama panther-fish. Setelah besar, ikan ini menjadi ikan konsumsi yang bergengsi sehingga mahal. harganya. Selain Indonesia, banyak negara tetangga yang sudah mengembangkan budi daya kerapu bebek dan berpotensi menjadi pesaing, yaitu Thailand, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Australia. Di Thailand penggunaan benih sebagian besar dari hasil tangkapan di alam. Produksi budi daya kerapu bebek umumnya di ekspor ke Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong.


A. Sistematika

Famili : Serranidae
Spesies : Chromileptes altivelis
Nama dagang: humpback grouper, mero, jorobado, mero bassu, baramundi cod, sarasa hata, polka dot grouper, lo su pan
Nama lokal : kerapu tikus



B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisik
Badan kerapu bebek pipih dengan bentuk kepala bagian atas cekung. Tubuh agak pucat berwarna cokelat kehijauan dan terdapat bintik-bintik hitam bulat pada sekujur tubuhnya. Ujung semua sirip, berbentuk bundar/busur.


2. pertumbuhan dan perkembangan

pertumbuhan kerapu bebek sangat lambat dibanding dengan jenis kerapu lainnya. laju pertumbuhan kerapu bebek yang diberi pakan ikan rucah tumbuh dari bobot awal 13 g menjadi 51 g dalam waktu 9o hari, sedangkan ikan yang diberi pelet tumbuh dari bobot awal 14 g menjadi 52 g dalam waktu yang sama. panjang total maksimum yang pernah tercatat adalah 70 cm.


Kedewasaan pertama terjadi setelah mencapai ukuran
1,5 kg. Ikan ini memiliki sifat protogony hermaphrodite, yaitu berubah kelamin dari betina menjadi jantan. Perubahan tersebut terjadi setelah berukuran di atas 2,5-3,o kg. Seekor induk betina berukuran 3-4 kg dapat menghasilkan 200-30o ribu butir telur setiap kali memijah.


C. Pemilihan Lokasi Budi Daya

Kerapu bebek hidup di wilayah perairan karang yang masih baik maupun yang telah rusak atau agak berlumpur. Ikan ini dapat dipelihara di KJA, di bak, maupun di tambak. Lokasi perairan laut untuk penempatan KJA harus terlindung dari gelombang besar dan tiupan angin kencang, berair jernih, bersih, serta bebas polusi sepanjang tahun. Kedalaman airnya minimal 10 m pada saat air surut.


D. Wadah Budi Daya

KJA terdiri atas rangka yang terbuat dari kayu. Kerangka rakit yang digunakan sebaiknya berukuran 5 m x 5 m dengan ukuran jaring 2 m x 2 m sehingga pada satu unit rakit akan dapat dipasang 4 unit jaring. Mata jaring disesuaikan dengan besar ukuran ikan yang ditebar. Semakin besar ukuran benih, semakin besar mata jaring yang digunakan. Selain itu, harus disediakan jaring pengganti dengan ukuran mata jaring yang berbeda.


Pelampung dan jaring yang berbentuk kelambu terbalik diikatkan pada kerangka kayu. Pelampung tersebut dapat berupa plastic foam maupun drum bekas (drum plastik atau drum besi).



E. Pengelolaan Budidaya

1. penyediaan benih
Benih berukuran panjang 4-10 cm dari hatchery tersedia hampir sepanjang tahun. Benih yang diperlukan dapat diperoleh dari alam atau dari HSRI'atau HL di Gondol, Situbondo, atau Lampung.


2. Penebaran benih
Benih yang ditebar adalah benih yang sehat. Penebaran benih yang terlalu padat bisa menyebabkan pertumbuhan lambat dan kematian tinggi selama pemeliharaan. Kepadatan benih diusahakan kurang dari 2 kg/m3 sebelum berat mencapai 10g. Selanjutnya, kepadatan benih dipertahankan 7 kg/m3.


3. Pendederan
Pendederan dapat dilakukan di dalam bak beton/semen/ fiberglass maupun dalam KJA. Bak beton/fiberglass yang digunakan berbentuk silinder maupun empat persegi panjang. Volumenya beragam antara 4,0-20 m3 dengan ketinggian air 80—100 cm. Bak ini dilengkapi dengan pipa pemasukan dan pipa pembuangan air serta pipa udara (aerator).


usaha pendederan yang menggunakan KJA harus memiliki dua jenis karamba yang berbeda ukuran dan mata jaringnya. jenis pertama berukuran lebih kecil, yaitu 1,0 m x 1,0 m x 1,5 m buat dari waring bermata jaring 4,o mm. Sebulan kemudian ukuran jaring karamba yang digunakan lebih besar, yaitu 2,0 m x 2,0 m x 2,0 m dengan jaring terbuat dari polietilen bermata jaring 0,5 inci.


Padat tebar dalam bak dan KJA pendederan disesuaikan dengan ukuran benih yang ditebar. Benih yang ditebar sedapat mungkin harus seragam ukurannya. Apabila digunakan benih berukuran 3-4 cm, padat tebar yang digunakan sekitar 300-500 ekor/m3 air.


4. Pembesaran
Usaha pembesaran adalah usaha membesarkan ikan dari benih berukuran sekitar 8 cm menjadi ikan konsumsi berukuran 250-500 g/ekor. Usaha ini umumnya dilakukan di dalam KJA di laut.



5. Pemberian pakan
kerapu bebek merupakan ikan karnivora.dan. tanggap terhadap pakan buatan asalkan dilatih terlebih dahulu. Untuk pembesaran jenis ikan kerapu bebek, diperlukan pelet terapung dengan kadar protein 47,5%. Rincian pemberian pakan bisa dilihat pada Tabel 5 dan 6.



jika berasal dari alam, benih yang ditebar dapat diberi pakan berupa ikan rucah. Sementara itu, pakan buatan (pelet) diberikan jika benihnya berasal dari hatchery. Dewasa ini pakan buatan untuk kerapu telah terdapat di pasar sehingga tidak lagi tergantung pada ketersediaan ikan rucah. Pemberian pakan berkisar 2-10% bobot badan ikan saat ditebar masih berukuran <10>10g.


F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Di dalam tempat pemeliharaan, seperti KJA, tangki, atau bak jenis ikan ini sering menjadi sasaran berbagai parasit, bakteri, dan virus. Parasit yang paling sering dijumpai adalah Benedenia dan Neobenedenia yang hidup di kulit maupun insang. Serangan parasit ini dapat diatasi dengan cara ikan direndam selama beberapa menit di dalam air tawar. Sementara, itu, jenis bakteri yang sutra menyerang sirip dan kulit kerapu adalah Flexibacter dan Vibrio.


Penyakit bakteri tersebut dapat diatasi dengan pemberian antibiotik, seperti mytetracycline (5o mg) atau oxolinic acid (10-30 mg) per kg bobot badan ikan secara oral. Penyakit lain yang hingga sekarang belum dapat diatasi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus VNN dan iridovirus. Golongan penyakit ini sangat merugikan. Oleh karena itu, pemilihan benih yang sehat sebelum ditebar ke dalam karamba sangat penting untuk dilakukan.


G. Panen
Ikan kerapu bebek dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 500-600 g/ekor. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran tersebut sekitar 16-2o bulan untuk kerapu bebek dengan sintasan rata-rata 80%.

sumber : Penebar Swadaya, 2008

No comments:

Post a Comment