Tehnik Pengawetan kelenjar Hipofise ikan

Tehnik Pengawetan kelenjar Hipofise ikan

1. Menggunakan aseton (cara kering)
Pengawetan dengan menggunakan aseton dapat dilakukan dengan memasukkan kelenjar hipofise ke dalam botol berisi aseton. Aseton dibuang lalu diganti dengan aseton baru, sementara kelenjar -hipofise tetap dibiarkan di dalam botol. Aseton kemudian dibuang sekali lagi dan diganti dengan aseton baru lalu didiamkan selama 8 Jam. Setelah 8 jam aseton dikeluarkan lagi dan diganti dengan aseton baru lalu dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, aseton diuapkan dengan piring kecil atau kertas Baring. Kelenjar hipofise lalu dimasukkan ke dalam botol.
kemudian diberi kapas dan mulutnya disumbat dengan penutup hingga rapat lalu disimpan dalam desikator.

2. Menggunakan alkohol (cara basah)
Kelenjar hipofise direndam dalam alkohol absolut 96%. Alkohol kemudian dibuang dan diganti dengan alkohol baru. Setelah itu, alkohol dibuang sekali lagi dan diganti dengan alkohol baru lalu didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, alkohol dibuang dan diganti dengan yang baru lalu ditutup rapat dan siap disimpan di kulkas.
Dengan pengawetan tersebut kelenjar hipofise dapat disimpan cukup lama, yaitu antara 5-8 tahun dan masih cukup efektif untuk digunakan. Ketika akan digunakan, masing-masing kelenjar diuapkan terlebih dulu.

Memanfaatkan Kelenjar yang Disimpan
Penggunaan kelenjar hipofise yang telah disimpan sesuai standar mempunyai banyak keuntungan antara lain sebagai berikut.
1. Dapat memanfaatkan ikan konsumsi biaya yang tidak di­khususkan untuk donor, asalkan ikan tersebut telah matang kelamin.
2. Lebih memudahkan pelaksanaan kegiatan hipofisasi karena beberapa tahap kegiatan tidak perlu dilakukan lagi.
3. Dapat mengatasi kelangkaan donor untuk daerah-daerah terpencil karena biaya angkut donor relatif sama dengan biaya angkut untuk induk. Dengan kelenjar hipofise hasil pengawetan maka biaya angkut bahan baku dapat ditekan hingga 60%-80%.
4. Dapat menghemat penggunaan kolam dan biaya pakan.

No comments:

Post a Comment