Penyakit udang Virus Myo

Virus Myo:
Situbondo Diserang Brazil

Oleh trubus Selasa, Maret 06, 2007 19:01:04

Jagoan udang itu akhirnya takluk juga. Vannamei yang kebal serangan whitespot kini mulai diusik Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV). Sejumlah 300.000 benur vannamei di Situbondo mati gara-gara virus itu. Itulah serangan pertama yang terjadi sejak vannamei masuk ke tanahair.

Jagoan udang itu akhirnya takluk juga. Vannamei yang kebal serangan whitespot kini mulai diusik Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV). Sejumlah 300.000 benur vannamei di Situbondo mati gara-gara virus itu. Itulah serangan pertama yang terjadi sejak vannamei masuk ke tanahair.

Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) pertama kali ditemukan oleh laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo di Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Serangan itu menimbulkan banyak kerugian, terutama bagi peternak di Desa Klatakan yang lingkungan tambaknya ekstrim: salinitas, suhu, dan kualitas pakan rendah. Gejala serangan khas, pangkal ekor berubah merah. Litopenaeus vannamei itu akan mati secara bertahap di dasar tambak. Tanpa pemantauan dini, penyakit itu dapat menyebar luas.

Myo disebabkan oleh virus jenis RNA (Ribo Nucleic Acid). Virus itu tergolong ganas karena bisa mematikan vannamei berumur 60-80 hari dalam sekejap. Tingkat kematian dapat mencapai 50% dari bibit tebar. Penyakit itu pernah mewabah di Brazil bagian utara pada 2003. Menurut Ir Rubiyanto Widodo Haliman, MBA, praktikus udang di Lampung, negara yang terletak di kawasan Amerika Selatan itu mengalami penurunan produktivitas vannamei dari 6.084 kg/ha pada 2003 menjadi 4.573 kg/ha di 2004. 'Persentase kematian udang berbobot 6-10 g/ekor akibat serangan virus itu lebih besar dari 50%,' ujar alumnus Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor itu.

Tengok saja nasib peternak di Desa Klatakan, Situbondo. Dari 600.000 benur vannamei yang ditebar, hanya setengah yang bisa dipanen. 'Dengan kepadatan tebar 200 ekor/m2 diharapkan menghasilkan 6 ton/3.000 m2. Tapi, yang didapat hanya 2,9 ton/3.000m2,' ujar Bambang Hanggono, S.Pi, MSc, staf Balai Budidaya Air Payau Situbondo.

Penyakit itu dapat mewabah ke penjuru pelosok melalui air dan penyebaran bibit vannamei. Bahkan menurut Ir Slamet Subiyakto, MSi, kepala BBAP Situbondo, vannamei yang terserang berasal dari petambak intensif. 'Itu karena penebaran benur yang padat sehingga sisa kotoran menumpuk. Akibatnya terjadi goncangan lingkungan dan peningkatan bahan organik yang berubah menjadi racun,' tuturnya.

Gejala penyakit

Menurut Slamet, anggota genus litopenaeus yang terserang virus myo itu awalnya tetap makan dengan baik. Pertumbuhan fisiknya pun bagus. Namun, ketika mencapai umur 60-80 hari, tiba-tiba nafsu makannya turun drastis. Dagingnya berwarna putih keruh. Kemudian tepi pleura udang bersemburat merah seperti udang rebus. Bentuk usus saat diamati berkelok-kelok dan terjadi pembengkakan pada kelenjar limpha.

Sebab itu perut udang kosong dan bagian pangkal ekornya pucat. Otot-otot daging mengalami nekrosis-mengkerut-di kepala, termasuk hepato pankreas terdapat inklusi-perubahan patologi pada jaringan karena adanya serangan virus. Namun, Slamet mengingatkan, gejala-gejala itu akan selalu tampak sama pada individu udang yang terserang. Untuk meyakinkan perlu dilakukan proses diagnosis.

Diagnosis dilakukan dengan analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) dan uji histologi untuk melihat kerusakan jaringan. Bila dinyatakan positif berarti udang terserang IMNV. 'Analisis PCR relatif lebih cepat dan akurat bila dibandingkan dengan metode deteksi penyakit lain,' ucap Rubiyanto.

Wabah meluas

Dari hasil Active Surveillen Situbondo sampai Agustus 2006 dilaporkan, IMNV hanya terdeteksi di Situbondo dengan tingkat prevalensi 11,11%. Sedangkan di Jember, Malang, Blitar, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, dan Tuban belum terdeteksi, begitu juga di Bali.

Hasil penerimaan sampel dari masyarakat di laboratorium kesehatan dan lingkungan BBAP Situbondo, sejak September 2006 menunjukkan IMNV sudah menyebar di Kecamatan Arjasa, Banyuputih, Situbondo. Yang diserang vannamei berumur 35-45 hari. Pada bulan sama, IMNV sudah menyebar ke Kecamatan Bomo, Banyuwangi.

Ada beberapa alternatif pencegahan. Menebar bibit dan benur bebas IMNV, penggunaan tandon air, mempercepat panen, dan penambahan vitamin C untuk memperkuat kondisi tubuh vannamei, vaksinasi, penggunaan probiotik, dan immunostimulant. Yang tak kalah penting meminimalkan guncangan lingkungan serta mengatur pola tanam dalam kawasan budidaya. Namun dari sejumlah alternatif itu, pengelolaan tambak yang terprogram lebih baik. (Ir Yani Lestari Nuraini, koordinator Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Balai Budidaya Air Payau Situbondo)


sumber : http://www.trubus-online.co.id



No comments:

Post a Comment